Kamis, 17 Mei 2012

Itu baru lelaki!!

Dadaku masih bergemuruh saat menulis postingan ini. Penuh amarah tetapi juga keharuan. Cuma soal sepele, tapi berarti besar buatku. Ini cerita tentang seorang tukang ojek. Yang kadang suka dipandang sebelah mata. Mungkin karena penampilannya yang kotor karena selalu bercampur debu jalanan. Satu hal teman, tidak semua yang kotor di luar itu, kotor juga di dalam! Jangan menilai sesuatu hanya dari penampilan luarnya saja. 
Don't judge a book by the cover!!

Tadi aku harus menebus resep obat. Aku telp sebuah apotik yang punya layanan antar jemput resep. Aku tanya apakah resep obat seperti ini bisa di antar jemput. Kata mereka tidak. Obat seperti itu harus ditebus oleh PASIENnya sendiri dan TIDAK DAPAT DIWAKILI!! 
Astagaaaa... Aku tanya dari mana peraturan itu? 
Yang dimaksud, apa benar pasiennya harus datang atau resepnya yang harus asli? Kalau pasiennya sedang sakit, bagaimana cara dia menebus obat? 
Tapi manusia di telp itu bersikeras, resep harus dibawa pasiennya dan tidak dapat diwakili !! Aku mulai marah. Apa maksudnya ini?
Lalu aku memanggil tukang ojek dekat rumah (supirku yang ajaib itu sudah pensiun dini sekali). Aku langsung menuju ke apotik itu. Dengan kemarahan yang sudah di ubun ubun karena bercampur teriknya matahari, aku temui kepala apotiknya dan menjelaskan semua. 
Kepala apotiknya minta maaf atas perbuatan rekannya. Yang benar memang, resepnya yang harus asli. Bukan pasiennya yang harus datang dan tidak bisa diwakili. Obat ditebus.  Case closed.


Saat itulah baru aku sadar, tukang ojek yang mengantarku itu tidak menunggu di parkiran. Tapi ikut masuk ke dalam. Dan berdiri di sebelahku dengan posisi siaga. 
Ahh, tiba tiba aku sadar, dia sedang pasang badan untukku. Melindungiku jika terjadi keributan. 
Tiba tiba kepalaku seperti diguyur air dingin... hatiku menjadi tenang dan mataku memanas. 
Dia, tukang ojek biasa. Berani pasang badan untuk melindungiku. Hal yang bahkan tidak pernah dilakukan oleh lelaki yang terdekatku!! 
Aku benar benar terharu dibuatnya.

Mungkin pembelaan oleh tukang ojek tadi jadi lebih terasa karena saat ini aku sedang bermasalah dengan seorang teman dekatku. 
Ada suatu hal yang kami lakukan bersama, dengan sadar. Dan ternyata membawa akibat yang harus dicari jalan keluarnya. 
Tapi dia, bukannya membantuku bersama melewati masalah ini, malah menyalahkan aku atas apa yang terjadi dan memaki maki aku, dengan sejuta kata kata kotor dan sangat tidak pantas. 
Jangan salah.. orang ini, lelaki juga!! 
Bukan tukang ojek!! 
Berpendidikan. Berasal dari keluarga (yang katanya) berbudaya beradab. Tapi hasil didikannya tidak tercermin sama sekali ke dalam pribadinya. 

Jangankan berharap dia pasang badan untuk melindungiku, yang ada dia malah tidak mau pusing, melepaskan tanggung jawab dan menimpakan semuanya untuk jadi masalahku plus mencaci maki aku. 
Aku tidak marah. Aku hanya kasihan melihat caranya menyikapi sebuah masalah. Dia bukan anak kecil, dia lelaki dewasa yang semestinya sadar bahwa setiap perbuatan/ keputusan yang diambil ada konsekwensinya.

Semoga kalian, para lelaki yang membaca postingan ini, adalah para lelaki yang berani melindungi wanitanya. 
Karena itulah yang kami butuhkan dari kalian. 
Rasa aman...
  
udah aah jangan serius serius amat... 
Aku punya beberapa gambar tukang ojek yang berani pasang badan dengan bermacam cara, ini baru lelaki!!