Kerudungnya merah jambu, saat pertama bertemu denganku. Aku berharap dia berbeda dari dokter dokter yang sebelumnya. Punya empaty, lebih peduli, lebih mengerti. Dan ternyata semua ada pada dirinya. Karena dia juga merasakan hal yang sama denganku. Lebih parah, lebih lama dan lebih menderita, tapi sampai saat ini dia berhasil survive.
Wajahnya tetap cantik walau kulitnya pucat, brugada dan mvp beberapa kali nyaris menjemput nyawanya. Tapi naluri fightnya begitu kuat. Dia tidak mau kalah dengan lelah, sesak dan nyeri di dada, bahkan ketika tangannya mulai gemetar dan dia harus berhenti melakukan operasi. Bayangkan seorang dokter jantung terkena penyakit jantung yang membuatnya tidak dapat melakukan pembedahan lagi....
Dia sempat merasa invalid..cacat..tidak bisa lagi menjalankan profesinya..
Berbagai pengobatan dilakukannya, dari dalam sampai luar negeri. Sejauh ini Tuhan masih mengijinkannya mengabdi, bagi pasien dan orang orang tercinta.
Sakitku tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan yang dia rasa. Dan ketika aku merasa ingin menyerah saja, ini pesan yang ia katakan sambil mengenggam jemariku dan setitik air mata bergulir di wajah tirusnya..
Jangan menyerah...
Jika sakitmu datang dan tak tertahankan, berdoalah dan jangan pernah putus asa. Jadilah kuat walau rasanya mustahil. Tegarlah walau kakimu goyah. Ingatlah hanya Dia yang memberimu hidup, Dia juga yang akan mengambilnya. Itu hakNya, kuasaNya, kamu tidak punya otoritas atas nyawamu. Berserahlah..pasrah..rasakan hidupmu berada di dalam genggaman tangannya...
Terimakasih, kuduslah kasihmu dokter.
Jejak kaki.
Pada suatu malam aku bermimpi.
Aku bermimpi sedang berjalan di sepanjang pantai bersama dengan
Tuhan.
Di langit biru terlihat adegan-adegan dalam hidupku.
Untuk setiap
adegan, aku melihat ada dua pasang jejak kaki di pasir:
satu pasang
adalah milikku dan yang lain adalah milik Tuhan.
Ketika adegan
terakhir dalam hidup terlihat di hadapanku, aku melihat kembali pada
jejak kaki di pasir.
Aku memperhatikan bahwa seringkali di sepanjang
jalan hidupku hanya ada satu pasang jejak kaki.
Aku juga memperhatikan
bahwa itu terjadi pada masa masa yang paling sulit dan paling
menyedihkan dalam hidupku.
Ini betul-betul menyakitkan, dan aku
bertanya kepada Tuhan tentang hal itu.
"Tuhan, Engkau berkata bahwa
sekali aku memutuskan untuk mengikut Engkau, Engkau akan berjalan dengan
aku di sepanjang jalan.
Tetapi aku telah memperhatikan bahwa pada
masa masa yang paling sulit dalam hidupku, di sana hanya ada satu
pasang jejak kaki.
Aku tidak mengerti mengapa pada saat aku sangat
membutuhkan Engkau, Engkau meninggalkan aku".
Tuhan menjawab:
"AnakKu... anakKu yang
sangat berharga, Aku mencintai engkau dan tidak akan pernah meninggalkan
engkau.
Pada saat-saat ujian dan penderitaan, pada masa masa sulitmu, ketika engkau melihat
hanya ada satu pasang jejak kaki, itu adalah jejak kakiKu, karena pada saat itu Aku sedang
menggendong engkau."
(terjemahan bebas dari footprints)
Sahabat, mungkin kamu juga pernah mengalami saat saat sulit dalam hidupmu, merasa kesepian, rapuh, dan seorang sendiri menjalani semua bebanmu. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu tidak pernah sendiri...
Dia selalu ada untukmu...