Sudah hampir tengah malam, tapi
mataku tak juga mau terpejam. Suasana yang hening dan temaram mestinya
mampu membuatku terlelap. Kurindu suara hujan yang jatuh di atas dahan,
kurindu suara jangkrik hutan yang selalu kompak. tidak pernah fals dan
tidak ada satu nadapun yang meleset padahal dihasilkan oleh ratusan kaki
kecil mereka. Kerinduanku akan alam membuat kantukku semakin jauh.
Tiba
tiba samar terdengar sebuah lagu, sayup..tapi semakin lama semakin
jelas..sebuah lagu yang sudah sangat lama..mengalun merdu membelah
keheningan malam, dari radio yang menyala sendiri.
In your life there's a time for love ....
a choice to love or die
Ahh,
aku tahu, itu kamu. Sekarang kamu sudah berani menunjukkan padaku kalau
kamu ada? Kamu pasti tahu kalau aku belum tidur kan.
Ayo, tunjukkan siapa dirimu. Seperti apa rupamu?
Kamu
curang, kamu bisa melihatku, tapi aku tidak bisa melihatmu. Aku tidak
takut padamu karena aku tahu kamu tidak bermaksud mengangguku.
Aku
ingat, sewaktu kecil dulu aku kerap melihat sesosok tubuh laki laki
tinggi atletis melintas di belakangku, bayangannya memantul dari kaca
lemari. Adikku juga pernah melihat sosok yang sama.
Kamukah itu?
Jika
ya, haaii kamu...aku sudah jadi wanita dewasa sekarang. Aku bukan gadis
kecilmu lagi. Sekian tahun kutinggalkan kamar ini, kini aku kembali
dan kamu masih setia di sini.
Siapa namamu? Bagaimana aku memanggilmu?
Mengapa
kamu tetap tinggal di sini? Bukankah semestinya kamu sudah melewati
gerbang cahaya dan berada di tempat di mana tidak ada lagi air mata?
Perlahan lagu berakhir dan hening kembali menemani malam.
Tungguuu, jangan pergi dulu...kirimkan aku satu lagu lagi...
Perlahan lagu berakhir dan hening kembali menemani malam.