Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Senin, 12 Maret 2012

Di atas 30000 kaki

Cinta, rasanya baru kemarin kita terbang bersama. Saling menggenggam ketika pesawat akan lepas landas atau mendarat. Dengan genggaman itu, kamu hendak menenangkan aku, cinta? Kamu tahu, aku sering terbang. Prosesnya tidak menakutkan buatku. Tapi aku senang kamu menggenggam tanganku. Rasanya jemariku jadi mungil dalam genggaman hangatmu.

Ingatkah cinta, di ketinggian ini, kita biasanya akan bermain tebak tebakan. Menerka gunung apa yang terlihat di bawah sana. Dan aku selalu lebih dulu menyebut nama gunung itu. Kamu percaya saja pada apa yang aku katakan, karena kamu tahu aku suka mendaki gunung. Maafkan aku cinta,  sebenarnya aku juga tidak tahu apa nama gunung itu. Mereka terlihat berbeda dari ketinggian ini. 
Lalu kita akan menerka bentuk awan. 
Katamu, awan itu seperti kuda. 
Kataku, awan itu seperti domba. 
Mungkin kita memang memandang awan yang berbeda. Atau seperti biasa, kita punya pendapat yang tak sama. Tapi itu tidak mengapa. Kita tidak jadi bertengkar karenanya. 
Kita bahkan pernah mencoba pop mie hangat di ketinggian ini, ternyata rasanya tetap sama, hanya sensasinya yang berbeda


Ingatkah kamu pada salah satu penerbangan kita, ketika aku mulai mengantuk dan hendak menyandarkan kepalaku di bahumu, kamu perlahan mengeluarkan sesuatu dari saku jaketmu, sebuah kotak mungil, lucu. Ah, kejutan apa lagi cinta? Kantukku segera pergi, memberi kesempatan pada kita berdua untuk saling mengungkap rasa.
Dan sebuah cincin bermata solitaire, kamu pasangkan di jari manisku, seraya berkata 
" Selamat ulang tahun sayang..Ini tanda cintaku yang abadi untukmu..."  
Cintamu memang abadi, tapi tubuhmu tidak...

Mengingatnya lagi membuat pandanganku menjadi kabur..aku menangis? Ah ternyata tidak, hanya jendela pesawat yang memburam dan beberapa tetes air hujan menerpa jendela. Hujan di ketinggian ini? Indah sekali, cinta...
Dan kini, aku menikmatinya sendiri....tanpa kamu. Hanya sebuah cincin pemberianmu yang tinggal, menemaniku.