Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Rabu, 20 November 2013

teman baru dalam tubuhku

Aneh rasanya saat teraba ada sebuah benda yang ditanam di dada kiriku. Bentuknya persegi panjang seperti usb, hanya ukurannya lebih besar, 8x2x1 cm, tapi di sini teraba jauh lebih besar lagi. Bentuk payudaraku masih sempurna, hanya terlihat sedikit tonjolan di ujung alat itu ditanam. Alat yang akan menemaniku selama tiga tahun ke depan. Aku orang ke tiga yang memakai alat ini di rumah sakit ini. Alat ini memang belum terlalu populer, salah satu terobosan baru dalam dunia kedokteran.
Sambil memandangi teman baru, otakku tak berhenti berbincang dengan hatiku.

Trauma ga dengan operasi kemarin? Engga. Biasa aja. Prosedur standar. Di ruang persiapan ketawa ketiwi dengan teman-teman. Laper karena puasa 24 jam! (ini sih karena kelamaan nunggu aja), masuk ruang operasi, pamer dada (rasanya urat malu putus) disterilkan, dicari lokasi untuk mendapat sinyal paling bagus dari jantung, dibius, disayat, dibuat pocket di payudara, alat dimasukkan (sakitnya jangan ditanya, karena di sana banyak syaraf dan kelenjar susu), alatnya dijahit, sayatan luar ditutup, jahit sana jahit sini, taadaaa... Selesai.
Kayanya ga serem? Gaaa qo, mau ngerasain? sok aatuuh.. 

Ohya, kemarin ada lho ibu-ibu yang nanya-nanya soal ablasi, dan aku bilang gaa saakiiit qoo.. gaaa... Dan ternyata setelah dia selesai tindakan, dia ketemu aku lagi, dia bilang " adee bohongin saya ya! katanya ga sakit! Ini sakit tau! Hahahaha ya maap buuu.. 
Setiap ketemu pasien lain biasanya memang mereka tanya, qo masih bisa ketawa ketiwi, masih ceria gitu? Hahaha, karena edisi cengeng dan murung hanya untuk kalangan sendiri.
Mungkin aku mulai kebal karena disakiti terus kali ya.. ga fisik ga psikis, jadi gini deh. Hahahahahaha....
Lalu bagaimana kehidupanku selanjutnya? Biasa saja. Tak ada yang harus dikurangi atau berubah (setidaknya menurutku hehehe). 
Lalu bagaimana kalau menurut dokter? Hahaha, jangan ngelunjak. Itu bahasa singkatnya si dokter keren ini.
Jadi semua sudah oke? Sudah bisa terima? Oooo suudaah.. Masa galau karena sakit ini udah lewat.
Katanya pernah ingin bunuh diri? Oooh pernah..tapi bukan karena hal ini. Ada hal lain yang sangat menyakitkan yang kadang rasanya tak sanggup kutanggung. Aku pernah berjanji dengan seorang sahabatku, untuk tidak bunuh diri sepahit apapun masalah hidup yang kami alami. 
Kukatakan padanya aku sudah menemukan cara bunuh diri yang elegan, segenggam pil ini kupikir cukup untuk mengantarku menuju gerbang cahaya.
Dia dengan santai berkata, yakin lo pil-pil itu bikin mati? Kalo ternyata engga,  gimana? Kalo cuma bikin cacat otak gimana? Lo paling ogah jadi orang bloon kan? Lagi ribet amat pake mo bunuh diri segala, orang sakit jantung bukannya dikagetin dikit juga mati ya? Hahahahahahahaha... Sial..
Lagi mana ada seh orang mau bunuh diri lapor dulu! Hihihi.. 
Yaa gitu deh teman-temanku, termasuk teman baru yang tertanam di tubuhku ini. Rupa rupa warnanya.... 
Kalian boleh qo kenalan dengan mereka (kenalan boleh, dipegang ga boleh ;).
Oke deh, cukup dulu ya postinganku kali ini. Aku masih dalam proses pemulihan, walau rasanya udah ga tahan ingin plesir lagi. Hihihi...
Thanks sudah mampir di mari.

Minggu, 10 November 2013

my an unexpected journey

Ingatkah kamu ketika di satu acara aku menyemprot tubuhmu dengan selang air? Kamu tidak berkelit dan tidak membalas, hanya tertawa lebar membiarkan tubuhmu basah. Entah mengapa belakangan ini moment itu terbayang bayang dalam ingatanku. Mungkin karena aku sedang rindu dan akan selalu rindu padamu.

Tahukah kamu, bahwa aku kerap melewatkan sebuah momen atau suatu masa. Tidak menyadari dan tidak menikmati sampai semuanya terlewat.
Aku pernah tidak menyadari bahwa di usia tertentu, wanita sedang cantik-cantiknya. Aku tidak menyadari bahwa seseorang pernah begitu mencintaiku. Aku tidak menyadari bahwa kekuatan dan semangatku untuk bekerja sangatlah besar. 
Tapi aku bersyukur, karena aku sangat menyadari dan menikmati kebersamaan kita, walau hanya sejenak saja. 
Aku tahu, aku tak perlu mencarimu saat kamu tidak ada, aku hanya perlu menikmati hadirmu saat kamu ada. Aku tidak peduli jika kisah kita dikatakan cinta sesaat. 

Malam ini menjadi puncak rinduku, betapa aku ingin kamu hadir saat ini, memeluk tubuhku dan menenangkan aku, sehingga aku tak perlu takut menghadapi operasi esok hari. 
Kamu pernah bilang bahwa aku seperti seorang yang sedang putus harapan. Padahal sama sekali tidak, aku justru sedang berbahagia menikmati hidupku. 

Beberapa hari ini aku begitu takut, aku juga tak tahu mengapa. Ini operasi ke enam yang pernah kulakukan. Kamar operasi tidak lagi menyeramkan, pelayanan yang kurang baik lebih menyebalkan dan sakit setelah operasi lebih menakutkan. Kali ini aku tidak mau mengurus apapun, sesekali aku ingin melihat bagaimana keluargaku mengurus aku. 

Rasanya seperti mimpi kalau akhirnya perjalanan hidupku seperti ini. Menderita sakit yang membuatku tidak lagi sekuat dulu. Bertemu denganmu lalu saling jatuh cinta dan entah bagaimana akhirnya. Kuharap kita bisa bahagia. Ada banyak bentuk hubungan bukan?  

Hari sudah semakin larut dan aku mulai mengantuk. Semoga besok operasiku berjalan lancar. Walau beberapa minggu aku harus mengistirahatkan lengan kiriku (yang berarti aku libur menulis dulu), aku harap kesehatanku segera pulih dan aku bisa beraktifitas lagi. 

Aku juga berharap kita bisa segera bertemu lagi. Bercanda dan bercumbu seperti dulu, sebelum aku lupa wajahmu. 

Minggu, 03 November 2013

track 24 (dari sekeping CD)


Be my lady
Come to me and take my hand
and Be my lady
Truly I must let you know
that I'm in love with you
All I want is you
How I need you
so please...
Be my lady
Maybe you could lose the pain
if you just tell me
Say the words you long to whisper
that I want to hear
somethings on your mind
is it hidden in your smile
Be My Lady
Just forget the past it's time to mend your broken heart
No walls divide us now
So dry the tears in your eyes
Nothing can stop us now
I'll give you all I have
Be My Lady
You're the one that I adore
So please believe me
I could never find the courage
To resist your charm
Nothing's more divine
Than each moment
You are mine
Be My Lady
Just forget the past
It's time to mend your broken heart
No walls divide us now
So dry the tears in your eyes
Nothing can stop us now
I'll give you all I have
Be My Lady
Let the sun shine through your heart
And make a brand new start
Stay with me each night and day
Through the rest of my life
Just like a work of art
My love will last until forever
Just like a work of art
My love will last forever

Lagu itu mengalun lembut menemani perjalananku hari ini. Membawa kenanganku berlabuh pada suatu masa. Dan butuh waktu dua tahun bagiku untuk menyadari arti dari lagu-lagu dalam sekeping CD yang kamu tinggalkan di dashboard mobilku.
Betapa tidak pekanya aku. Kini saat semua sudah berlalu, hatiku baru terbuka. Namun tak ada lagi yang dapat kulakukan.
Yang tertinggal hanya lembaran kenangan yang belum juga memudar.
Kini dapat kurasa pedih dan perihnya hatimu saat itu. Maafkan aku...  

*******

Bip..bip.. Telepon genggamku berbunyi. Sebuah pesan singkat kuterima, aku terkejut melihat nama pengirimnya. Namamu! Sudah dua tahun kita tidak berkomunikasi lagi, tiba-tiba hari ini kamu mengirim aku sebuah pesan.
Aku bahkan masih ingat pertemuan terakhir kita di halaman Rumah Sakit Jiwa tempatmu pernah dirawat dulu (lelaki dalam sekeping CD). Kamu pasti sudah sembuh, sehingga bisa mengirimi aku pesan singkat. Bagaimana kabarmu? Mengapa tidak langsung menelponku saja seperti yang biasa kamu lalukan dulu?
Aku ingat, terkadang aku sedang sibuk saat kamu menelpon. Aku hanya mendengarkan dan menjawab iya iya saja, sambil melakukan akitifitas lain. Aku bahkan pernah menerima telponmu saat di kamar kecil, yang membuatmu bertanya-tanya, mengapa suaranya menggema?  Hahahahaha...
Mestinya kamu menjadi penyiar, suaramu enak didengar, lembut dan berat (apakah aku pernah mengatakan hal ini sebelumnya?) 
Oke oke..aku jadi melantur kemana-mana. Perlahan kutepikan mobil dan kubaca pesan singkatmu.

B <+6281......>
Beb, apa kabarmu? Aku harap kamu sehat. 
Beb, kalau kamu ada waktu mampirlah ke RSUP ruang mawar, kamar 301.
Mas'mu.
Nov'1. 08.15 

Ada apa ini? Siapa yang dirawat di sana? Kamu? Tanpa pikir panjang, kubatalkan kegiatanku hari ini, lalu kupacu mobilku menuju tempatmu.
Dengan hati berdebar, kususuri lorong rumah sakit, dengan sedikit bertanya sampailah aku di sebuah kamar. 
Keluargamu sudah berkumpul di sana. Mereka melihatku. Ibumu langsung menghampiriku dan dengan tersedu memelukku, sambil berkata....
Beb...ikhlaskan mas'mu ya... 
Ada apa ini ibu? 
Kulihat tubuhmu terbaring tenang di atas tempat tidur putih itu. 
Ibu...mas kenapa?
Ibu hanya bisa menangis. Dengan terbata ibu bercerita, kalau kamu tidak pernah keluar dari rumah sakit tempatmu di rawat dulu, sampai akhirnya kesehatan fisikmu mulai menurun, dan keluarga membawamu pulang. Akhirnya tepat jam 8 tadi, kamu menghembuskan nafas terakhirmu di sini. Tak ada pesan yang kamu tinggalkan. Karena sudah lama kamu diam, tak pernah lagi bicara.

Aku termanggu. Rasanya seperti di awang-awang. Seperti sedang berada dalam mimpi yang aneh. Tapi kakiku masih menjejak dan lenganku terasa sakit ketika kucubit. Aku bingung....
Jika kamu terbaring diam seperti itu, lalu siapa yang mengirim pesan singkat untukku? 
Dan aku sudah datang, tapi mengapa kamu tidak bangun dan tersenyum padaku, lalu menyapaku dengan penuh rindu? 
Mengapa kamu diam saja? 
Jawab aku mas...jawab aku...Mengapa kamu tak pernah menjawab pertanyaanku? 
Mengapa kamu tak pernah memintaku untuk menjadi wanitamu? Mengapa kamu hanya menyampaikannya lewat lagu?
Tiba tiba hatiku terasa begitu pilu......

Be My Lady
Let the sun shine through your heart
And make a brand new start
Stay with me each night and day
Through the rest of my life
Just like a work of art
My love will last until forever
Just like a work of art
My love will last forever