Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Minggu, 12 Januari 2014

Si bleki...

Blekiii sini... Jangan berhujan hujan sayang. Apa kamu tidak kedinginan di luar sana. Mata polosnya menatapku takut takut. Bleki sinii...aku punya roti dan nasi untukmu. Aku juga punya susu. Dengan ragu dia mendekat, kulemparkan potongan roti dan dia memakannya dengan lahap. Bleki sayang, apa yg membuatmu takut padaku? Apakah ada manusia yg pernah jahat padamu?
Dia anjing pemburu, tubuhnya kekar seperti kuda, kakinya kokoh, matanya coklat bening seperti madu. Warna bulunya hitam semua, karena itu orang orang memanggilnya bleki.
Dia anjing tak bertuan. Tak ada pemilik resminya. Kalau lapar dia bisa mendatangi rumah siapa saja untuk meminta makan. Bleki bukan anjing yg rakus. Tidak suka mencuri makanan seperti kucing2 di sini. Dia hanya diam menunggu di depan pintu sampai diberi makan. Jika tidak diberi, dia akan pergi ke rumah yg lain. Makanya ketika dia dengan malu malu berdiri di pintu kabinku, aku tahu dia lapar.
Dari sekian banyak anjing di sini, entah mengapa aku suka sekali dengannya. Setiap aku jalan, tiba2 dia sudah berada di tempat yg menjadi tujuanku. Sepertinya dia tahu aku hendak pergi kemana. Ketika aku pulang, dia sudah ada lagi di depan kabin. Lalu kemudian menghilang lagi. Entah pergi kemana atau mengikuti siapa.
Kata mamang penjaga, bleki suka mengantar orang2 sampai ke pos penjagaan di depan sana. Nanti dia akan kembali lagi mengiringi sepeda motor yg masuk ke perkebunan.
Entah kenapa, jika melihat hutan, aku ingin blusukan, dan bleki akan berlari mendahuluiku berjalan.
Tapi bleki pemalu. Kalau aku panggil dia hanya melirik, mendekat sejenak lalu berlari lagi, pergi entah kemana
Sempat terpikir olehku untuk membawa bleki pulang ke rumahku. Makanannya pasti terjamin. Dia tidak akan kelaparan, tidak akan kehujanan, tidur di tempat yg hangat, dan tubuhnya terawat. Tapi bleki akan kehilangan kebebasannya. Dia tidak lagi bisa berlari2 seperti di sini. Tidak ada hutan yg bisa ditelusuri. Banyaknya kendaraan akan membuatnya bingung, stres lalu depresi.
Tiba tiba aku rindu sekali pada chiko anjingku. Kubayangkan kalau chiko kubawa kesini. Dia bisa berlari lepas dan bebas..tidak seperti selama ini, sehari hari hanya di rumah saja. Beberapa hari sekali diajak jalan dengan badan yg terantai supaya tidak lari ke jalan raya. Hiburannya hanya menggoda kucing dan cicak. Chiko tak kurang kasih sayang, cukup makan, tak kurang perawatan, tapi tak punya kebebasan...
Inginku bertanya pada bleki, pada chiko...
Apakah kalian berbahagia? 
Dan dengan jujur harus kuakui, aku ini serakah, aku ingin hidup nyaman seperti chiko tapi ingin bebas seperti bleki...
*ini foto chiko. Dan akhirnya aku berhasil memotret bleki!!