Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Selasa, 31 Desember 2013

Selamat tinggal tahun nano nano

Hari terakhir di tahun nano nano. Masih ga kepikir mau nulis apa. Entah saking banyaknya yg mau ditulis atau saking kosongnya otakku.
Sampai di radio barusan diputar sebuah tembang lawas.
..... Jangan berhenti mencintaiku Meski mentari berhenti berputar Jangan berubah sedikitpun Di dalam cintamu Kutemukan bahagia .....
Aku teringat pernah menyanyikan lagu ini untuk seseorang dulu. Ya, dulu aku pernah berharap supaya seseorang selalu mencintaiku.
Tapi itu dulu...
Sekarang aku tak peduli apakah seseorang itu masih mencintaiku atau tidak.
Dia pernah berkata, bahwa aku sekarang berubah. Dan kujawab.. manusia pasti berubah. Bertumbuh, mendewasa. Dan maaf kalau aku salah karena pernah memintamu untuk tidak berubah. Karena kamu yg tidak berubah menjadi jauh tertinggal di belakangku. Dan itu membuat kita tidak bisa jalan beriringan lagi.
Itu tentang seseorang yg cintanya sudah menjadi masa laluku.
Tapi hidupku tak melulu tentang seseorang, walau kuakui dia cukup menguras energi dan pikiranku.
Beberapa jam lagi tahun nano nano akan berakhir. Seperti tahun tahun yg lalu, aku tak pernah menikmati euforianya. Aku lebih suka tidur daripada menikmati dikeramaian. Seniat apapun, tetap saja jam 00 aku sudah berada di tempat tidur, entah itu di kamarku atau di tempat lain. Kadang aku terbangun karena suara terompet dan letusan kembang api, kemudian aku tertidur lagi.
Kadang terbayang olehku orang2 yg harus berjaga dan bekerja sementara yg lain sedang bergembira. Semoga kalian juga tetap bisa tertawa da berbahagia walau jauh dari orang2 yg kalian cinta.
Buat kalian yg menikmati tahun baru tanpa seseorang yg mengisi hati, kuharap di tahun depan kalian menemukan cinta sejati.
Dan buat kalian semua yg punya sejuta harapan di tahun depan, selamat berjuang meraih asa. Semoga harapan kalian menjadi nyata.
Aku sendiri berharap di tahun depan aku tetap sehat, lebih bahagia, lebih dewasa, banyak cinta dan banyak uang tentu saja! Hahaha...
Selamat tinggal tahun nano nano
Terimakasih sudah memberiku banyak sekali cerita sehingga hidupku lebih indah dan lebih bermakna
Selamat datang tahun....
Ah..aku belum tahu akan memberimu nama apa..
Kuharap namamu adalah...
Tahun penuh cinta...

Minggu, 29 Desember 2013

genit..

Salah satu pengakuan akhir tahun nih..
Tadi temanku mengirimkan sebuah foto saat dia dan kekasihnya sedang di Tanah Lot.
Aku jadi ingat kita dulu.. hihihi..
Gini loh mas...
Kadang cewe tuh suka genit juga, termasuk aku. Hahahaha.
Ingat waktu kita mau menyeberang di Tanah Lot? Laut sudah mulai pasang, airnya meninggi hingga sepaha orang dewasa. Awalnya kamu sempat ragu , tapi aku berkeras, kulepas sandal lalu kugulung kaki celana, walau tidak ngaruh apa2 karena tetap basah juga. Kamu lalu membawakan sandal dan tasku, aku bergayut di lenganmu. Ombak yg datang berulang-ulang membuat pijakan  goyah, kamu mengeraskan lenganmu sambil menggenggam erat tanganku, supaya kita tidak terjatuh. Indah sekali ya momen itu. Ga akan lupa deh.
Sebenarnya, aku bisa jalan sendiri. Cuma saat itu senang saja rasanya bisa mencuri kesempatan untuk bermanja-manja denganmu. Habis kamu dingin, tidak, romantis dan kurang berinisiatif..hahaha..
Atau jangan2 karena aku juga terlalu acuh ya? Padahal hatiku berdebar tak tentu saat itu :)
Aku pikir semua wanita pasti pernah genit, itu naluri dan wajar dalam batasan tertentu. Selama tidak berlebihan yang akhirnya merugikan diri sendiri.
Okeh deh, selamat bergenit ria teman wanita, tapi yg asik dan lucu ya..

Jumat, 27 Desember 2013

Resign....

Tak ada yg salah dengan keputusan kita untuk bersama dulu. Juga tak ada yg salah ketika kita bertumbuh dan berubah. Sehingga ruangan ini terasa menyempit dan kita butuh ruang yg lebih besar. Namun sayang, ruang sebesar itu tak ada. Sehingga salah satu dari kita harus keluar dari sini. Dari ikatan yg semakin menyesakkan ini.
Mengapa harus memaksa bertahan jika sudah tak nyaman? Aku tidak pernah memandang perpisahan sebagai hal yg buruk, dan saat ini kita membutuhkan jarak agar tidak saling menyakiti.
Aku sudah lama kehilangan gairah hidupku bersamamu. Aku tak lagi punya mimpi akan masa depan. Aku terlalu luka untuk bisa berbahagia.
Aku sudah mengabdi. Juga sudah melayani. Jadi jangan lagi disumpahi agar cepat mati.
Setengah umurku sudah kuhabiskan bersamamu. Dan kini kutahu yg kumau, aku tak ingin menua bersamamu. Aku tak perlu restu atau persetujuan dari siapapun untuk menentukan masa depanku sendiri. Ini hidupku.
Sudah kulewati saat-saat emosional dan ketika kuambil keputusan ini, hati dan pikiranku tenang. Jadi tak perlu kau ragukan, karena aku sudah mempertimbangkannya sejak lama.
Aku yakin aku mampu bertahan hidup tanpamu, kamupun demikian. Kita pasti mampu melewati saat2 berat ini, kita sudah pernah melakukannya dulu bukan? Bedanya hanya sekarang kita harus melewatinya sendiri2, karena setelah ini tidak ada lagi "kita". Aku mengasihimu tapi maafkan aku, aku ingin resign...

mengarang mimpi

Bulan madu... ?
Tak pernah kulihat bulan berlumur madu. Kalau iya, pasti rasanya manis sekali.
Yaya, tentu saja aku tahu yang dimaksud dengan bulan madu. Kita juga pernah melakukannya...
Mungkin itu bulan madu tersingkat yang pernah dilakukan. Berduaan seharian. Yang kita lakukan hanya bercinta, tidur, makan dan bercinta lagi...hahahaha....primitif sekali ya.
Ketika tiba saatnya harus pulang, barang sudah dipacking dan kita siap meninggalkan kamar, kuingin menciummu sekali lagi. Kulingkarkan lenganku di lehermu, dengan berjinjit kudekatkan wajahku ke wajahmu, dan saat kamu menunduk hendak menciumku, aku berkata... kopernya diletakkan saja dulu....
Kamu tertawa sambil melepas koper dan sebelah kakimu menutup pintu.
Kamu menciumku dan kita bercinta lagi.
Ingin rasanya kuulang saat itu. Sampai aku menyadari bahwa sebenarnya aku hanya mengarang mimpi...

Rabu, 25 Desember 2013

Wall-E-Ve

Robot dekil itu bernama Wall-E. Dia hidup sendiri di bumi yang tak layak huni, hanya seekor kecoak yg menemani.
Secara lahir kebutuhan Wall-E masih terpenuhi, sumber energi dan spare part semua ada walau dia harus bisa memperbaiki diri sendiri. Ini seperti kebutuhan kita akan uang yang mengharuskan kita bekerja.
Tapi robotpun punya kebutuhan batin. Kecoak kecil itu hanya menemani tapi tidak mengisi hati.
Kalian tau perihnya merasa sendiri? Bahkan robotpun butuh kekasih.
Wall-E bertemu Eve, robot cantik dari luar angkasa dan mereka saling jatuh cinta.
Walau banyak robot lain yg serupa dan sama cantiknya, Wall-E tetap cinta Eve.
Walau Wall-E dekil dan tidak sekelas dengannya, Eve tetap cinta Wall-E.
Ah mungkin ini satu2nya kisah cinta yg tidak aku cela seperti biasa..
Bukan karena mereka robot. Yah itu juga sih. Tapi terlebih karena mereka tidak mengobral rasa atau mengumbar cinta, yang bisa membuatku ingin muntah.
Karena manusia pada umumnya ya begitu saja, hangat pada awalnya, saling benci pada akhirnya. Glamour dan megah waktu pestanya, menangis dan saling tuntut waktu bercerainya.
Seperti keluarga bahagia waktu lahir anak pertama, lihatlah setelah anak ke 2,3,4 dan seterusnya..
Aku tak memungkiri, ada juga cinta yang bertahan sampai di hari tua, jika itu tanpa kerikil tajam mungkin hanya ada satu banding sejuta.
Aku percaya cinta ada. Aku bahkan percaya cinta bisa tumbuh dari dua dunia berbeda, juga bisa tumbuh dalam diri mereka yang berjenis kelamin sama. Dan aku percaya bahwa cinta bisa kadaluarsa.
Tentu saja postingan ini bukan sinopsis film. Aku, kamu, kita mungkin pernah merasa sepi, sendiri seperti Wall-E. Mungkin ketika kita jalani hari-hari kita seperti biasa, kita kadang tidak sadar jika kita membutuhkan seseorang, sampai akhirnya kita bertemu dengan dia. Dan tidak mau lagi jauh darinya.
Aku berharap, jika Wall-E  punya Eve, aku dan kamu juga punya seseorang yg mampu mengisi hati dan hari.
Bagiku, pacaran atau pernikahan bukan  satu-satunya bentuk hubungan, apalagi harus jadi tujuan. Many kind of relationship. Nikmati saja momennya selagi ada.
Oke deh.. Selamat menikmati indahnya cinta ya..

Selasa, 24 Desember 2013

Perwira

Untukmu yang sudah berjaga agar kami dapat beribadah
Terimakasih saja tak cukup rasanya
Doa kami, agar damai dan kasihNya menyertaimu, kini dan selamanya...

Akui saja

Akui saja, kalau kau tidak ingin membahagiakan wanitamu, apalagi melindungi dan menjaga hatinya.
Akui saja, kalau kau tidak pernah memberinya harapan di masa depan.
Akui saja, kalau kau senang menyiksa dan menikmati penderitaannya mati pelan pelan.
Akui saja, kalau kau bukan lelaki!!!!
Akui saja, kalau kau wanita pengecut yang tak berani meraih bahagiamu sendiri.
Akui saja, kalau kau dengan sadar membiarkan dirimu menderita.
Akui saja, kalau kau pernah dibutakan cinta dan inilah buah yang kau petik sekarang.
Akui saja, kalau kau ingin berontak namun semua hanya sebatas wacana.
Akui saja, kalau kau wanita bodoh yang tak mampu berbuat apa apa!!

Hmm..

Aku tahu kamu lelaki setia, kalau kulihat foto fotomu sejak dulu, bajumu itu itu saja.
Aku tahu kamu lelaki sederhana, tidak mudah mginginkan apa apa.
Aku tahu kalau kamu sedikit pemarah, jika harga dirimu terluka.
Aku tahu kamu manusia berjiwa bebas yang tak suka terpenjara dalam kata atau tinta.
Aku tahu kamu tulus, penyayang dan penuh cinta.
Aku tahu kamu mampu menahan rindu walaupun sudah sangat menggebu.
Pulanglah jika lelahmu tiba.

Rabu, 18 Desember 2013

Libur akhir tahun

Maaf ya teman, libur dulu nih postingnya. Wifi di rumah mati, antenanya kesambar petir. Hiks.
Tapi ngebawel di twitter sih teteup. Monggo mampir di @hannyhart.
Sampe ketemu tahun depan yaaa...

Minggu, 01 Desember 2013

hasrat...

Sudah dua minggu aku menyepi di rumah kayu ini. Paska operasi penanaman alat rekam jantung itu, aku ingin lepas sejenak dari hiruk pikuknya ibukota. Dan sore ini, kudengar suara batu berderak terlindas roda mobil. Ada yang datang mengunjungiku. 
Ah, akhirnya dia pulang juga. Setengah berlari kuhampiri tubuh menjulang itu. Betapa aku sangat merindukannya. 
Jangan lari, katanya dari jauh, langkahnya yang panjang mendekat dengan cepat.
Kuatur nafas, kuharap dia memelukku. Tapi dia tidak melakukannya, dia hanya memegang bahuku dan menatap mataku dalam dalam. 
Kamu sudah lebih baik? tanyanya.
Tak kujawab pertanyaannya. Jelas aku baik-baik saja, kalau aku masih sakit mana bisa seperti ini. Hatiku kesal karena sambutannya tidak seperti yang kuharapkan. Dan ternyata dia cukup peka untuk merasakan kekesalanku.
Qo diam saja? Tadi bilangnya kangen? katanya menggodaku.
Mataku memanas.. jangan nangis..jangan sekarang...
Lhoo qo malah nangis, katanya seraya memelukku dengan sangat hati hati. Ah... dada bidang ini, tak tahukah dia kalau setiap malam aku memimpikannya?
Sakitkah kalau aku memelukmu seperti ini? katanya cemas.
Oh, ternyata dia takut melukaiku. Aku balas memeluknya lebih erat sebagai jawaban.
Dia membimbingku masuk dan duduk sofa.
Aku buatkan minum ya, kamu ingin minum apa? tanyaku.
Dia menggeleng. Dikecupnya keningku lembut, dihirupnya aroma rambutku. 
Maaf, aku tak bisa menjagamu waktu itu, bisiknya di telingaku. 
Kusandarkan kepalaku di dadanya. Bisa kudengar degup jantungnya. Perlahan tangannya meraba dadaku, di mana letak alat itu? tanyanya. Kupegang jemarinya dan kuarahkan ke tempat benda itu ditanam, dengan perlahan dirabanya benda asing yang berada di payudara kiriku itu. Jemarinya terpaku di sana. Dia terdiam. Wajahnya mendadak berselimut mendung.
Aku tidak apa apa, ini tidak sesakit apa yang kamu bayangkan. Hanya seperti ada "Beng Beng atau wafer superman" yang tertanam di payudara, kataku mencoba menenangkannya.
Dia menarik nafas panjang. Dikecupnya bibirku lembut. Ada yang bergejolak dalam tubuhku, perasaan yang meletup letup. 
Apa masih boleh bercinta? tanyanya serius.
Kutatap matanya dengan pandangan penuh cinta. Ya, aku sangat menginginkannya, jawabku dalam hati. Tapi dia tak melanjutkannya, kedua lengannya hanya memelukku.

******

Beberapa hari berlalu, tak ada yang terjadi di antara kami. Dia tetap manis, hanya saja tak pernah lagi menyentuhku. 
Sayang, aku ingin bicara. Aku tak ingin kita begini terus. Sungguh, aku tidak apa-apa, kita masih muda, penuh gairah, aku mencintaimu dan hasratku untuk bercinta denganmu selalu menggebu. Tidakkah kamu mengerti itu? Jangan perlakukan aku seperti kristal yang rapuh, yang akan pecah berkeping keping jika kamu menyentuhnya. Atau jangan-jangan kamu memang tidak menginginkanku lagi? 
Ada perih yang tiba-tiba menusuk di hatiku. Aku tak melanjutkan kalimatku.
Dia menatapku. "Terus? Kenapa berhenti? Cape ya? Ngomong aja sesak, masih mau bercinta?", katanya sambil tertawa.
Diambilnya masker oksigen, dipasangkan ke wajahku lalu dinyalakannya regulator. Diaturnya bantal yang menyangga tubuhku. Dicarinya remote alatku, didekatkannya remote itu ke dadaku dan ditekannya tombol remote sebagai penanda sakitku.
Aku benar-benar marah pada diriku sendiri. Kenapa terlalu emosi, sudah tahu itu memicu aritmiaku. Sekarang aku sendiri yang rugi, bercinta tidak jadi malah sesak yang kudapat, dasar manusia bodoh.

Aku tak pandai bicara, aku tidak romantis, kamu tahu itu. Tapi aku mencintaimu, aku menginginkanmu dan karena itu aku akan menjagamu, aku ingin kamu sehat, lebih dari apapun. Jangan racuni pikiranmu dengan asumsi negatif yang hanya membuat hatimu terluka. Sekarang tenanglah dan atur nafasmu. Oke?
Dia duduk di tepi tempat tidur sambil memegang nadi di pergelangan tanganku.
Persis seperti yang dia pernah dia lakukan dulu dan itu membawa kenanganku kembali ke masa lalu...

******

Malam mulai dingin, tapi dia masih tertawa tawa dengan celana pendeknya. Sementara bajuku sudah seperti orang kutub. 
Aku bertanya, apa kamu tidak kedinginan? 
Ya dingin...katanya sambil menyalakan lilin! Ya lilin! Dua lilin kecil, bukan api unggun. Lilin itu melengkapi makan malam kami. 
Ya kami sedang menikmati makan malam di ketinggian 2500 mdpl.
Makan malam dengan menu mie cup seduhan tanganmu, susu kotak dingin, diterangi cahaya dua lilin dan ribuan bintang yang bertebaran di kelamnya malam. 
Apa kalian pernah menikmati makan malam seindah dan seromantis ini?

Ketika malam semakin dingin, dia mengajakku masuk ke dalam tenda. Kami masuk dalam kantong tidur masing masing, tapi tubuhku tak berhenti menggigil.
I can't feel my finger, kataku dengan suara bergetar. 
Jemariku mati rasa, entah kebas atau kedingingan aku tak dapat membedakannya lagi. Dia menangkupkan kedua tangannya, menggosok dan meremas jemari tanganku, meniup tanganku lalu membawanya ke dadanya. 
Aku meringkuk dalam pelukan hangatnya.
Lalu dia menggosokkan hidungnya di kepalaku, dan sambil tertawa dia bertanya...
Apa aja yang kamu pakai di kepala? Ada berapa lapisan?
Tentu saja dia tahu, kupluk dan kapucong membantu telingaku agar tetap hangat, walau karena itu dia jadi tak bisa mencium aroma rambutku.

******

Aku ingat pertama kali dia menyentuhku, dadanya berdegup kencang. Dengan kikuk dikecupnya bibirku perlahan sementara tangannya membelai rambutku.
Diriku seperti gunung berapi yang hendak meletus, penuh gejolak dan hasrat yang tak bisa lagi kubendung, mungkin dia juga merasakan hal yang sama. Ketika jemarinya menyusuri seluruh lekuk tubuhku dan bibirnya menciumi kulit lembutku, tak ada lagi yang mampu membuatku bertahan. Kuserahkan diriku utuh penuh, kureguk indahnya cinta, kunikmati keperkasaannya sebelum akhirnya kami rebah.

Tiba-tiba dia berkata, mengapa lenganmu dingin sekali? 
Dia memegang pergelangan tanganku, nadimu cepat sekali... lanjutnya dengan mimik kuatir.
Aku tak mampu menjawab pertanyaannya, dadaku berdentam dentam, jantungku seperti mau meledak dan nafasku sesak.
Dia membongkar tasku, mengambil kaleng oxycan dan memasangkannya di wajahku untuk mengurangi sesakku. Setelah aku bisa bernafas dengan teratur, dilepaskannya oxycan, dia menyelimuti tubuhku lalu menemani sampai aku tertidur.

******

Itu pertama kali aku bercinta dengannya. Aku tahu, betapapun aku menginginkannya, dia akan berpikir sejuta kali untuk melakukannya lagi denganku. Kuhela nafas panjang, perlahan kuraba benda yang tertanam di dadaku lalu kupandangi tubuh yang sedang tertidur pulas di sebelahku, tubuh bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek saja. Entah sampai kapan hasrat ini mampu kutahan....