Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Minggu, 16 April 2017

How Does A Moment Last Forever



Ini ceritaku.
Aku suka menulis, apa saja yang ada dalam pikiranku akan kutuangkan dalam bentuk tulisan. Entah menulis di atas secarik kertas kumal, di layar handphone atau menulis di blog seperti yang sedang kalian baca saat ini.
Menulis ya menulis saja, mungkin ada yang baca, mungkin tidak. Mungkin ada yang suka, bisa juga tidak. Tak mengapa, semua itu tidak jadi masalah untukku.

Kadang aku mendapat email dari pembacaku. Ada yang serius mengajak berkenalan, ada yang mungkin hanya ingin tahu apakah aku sungguh-sungguh ada. Tapi aku tahu, lebih banyak yang menikmati tulisanku dalam diam.

Suatu hari, kuterima sebuah email dari seseorang yang mengaku suka membaca blogku. Dengan santun tentu saja kubalas. Perkenalan berlanjut dari email satu ke email berikutnya, balas berbalas. Kadang pagi, kadang siang, sore atau bahkan tengah malam.
Dan episode email cepat berganti menjadi perbincangan ringan di whatsapp. Membuatku jari-jariku jadi lebih rajin bergerak lagi.

Apa saja bisa kami perbincangkan, mulai dari sinyal yang kadang tidak bersahabat, hewan peliharaan, masalah pekerjaan, bertukar tawa dan canda, atau bahkan membahas hal-hal yang tidak penting.
Senang rasanya jika ada seseorang yang mengisi hari-harimu. Seperti itulah yang kami rasakan saat ini. Kata sayang tentu saja terucap. Tak ingin kehilangan, dan berharap satu saat akan ada perjumpaan... ups... nanti dulu..

Perjumpaan katamu?
Itukah keinginanmu?
Maafkan aku. Aku bukan Cinderella yang berani menunjukkan keaslian diriku pada pangerannya. Aku terlalu pengecut untuk itu. Dan jika kamu tidak dapat menerimanya, tak mengapa. Kita manusia bebas bukan?

Jadi untuk saat ini, mari kita nikmati semua yang masih bisa kita rasakan. Jika kelak masa indah ini harus berlalu, aku yakin kita akan baik-baik saja. Tak ada yang tinggal tetap, namun ingatlah bahwa kamu akan selalu ada di hatiku.