Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Rabu, 22 Februari 2012

Dua wanita...

Yang seorang, cantik, berkulit putih bagai porselen. Rambutnya tergerai di bahu. Lekuk tubuhnya indah, sesempurna wanita matang yang mampu menenangkan hati. Tapi ada luka di matanya. Binar redup di sorot mata kelabu itu tak mampu menutupi deritanya. Sehari hari kerjanya mengurus keluarga, rumah, anak anak. Miskin dari penghargaan. Dirinya terjebak dalam situasi sulit yang membuatnya tak mampu menemukan jalan keluar. Walau tidak mengalami kekerasan secara fisik, namun batin yang tersiksa justru membuatnya lebih tenggelam dalam lautan luka yang membuatnya berharap bisa mati pelan pelan. 

Yang seorang lagi, eksotis, berkulit gelap akibat sinar matahari. Dengan rambut yang dicukur habis, nyaris plontos. Tubuhnya mungil, namun perkasa. Matanya jalang menelanjangi semua yang membuatnya tertarik. Sehari hari kerjanya berkelana, dari kota ke kota, dari negara ke negara. Jiwanya tidak terikat pada sesuatu, apapun itu, lelaki, kota, budaya, dogma, bahkan cinta. Dirinya bebas merdeka. Tidak takut kelaparan, tidak takut kekurangan, tidak butuh baju dan sepatu. Tidak butuh rumah dan tidak pernah gundah. 

Dua wanita itu, bertemu pada suatu masa. Yang satu terpukau oleh kecantikan wanita di depannya. Yang satu terpukau oleh kebebasan yang tidak pernah dikecapnya. 
Mereka berbincang dalam frekwensi yang berbeda, tapi saling mengerti. Mereka saling merindu untuk mendengar cerita, tapi tidak sering bertemu. Mereka berharap bisa menjadi satu. Yang satu mengobati luka yang lain dengan cerita tentang luasnya dunia, yang lain memberikan "rumah" bagi jiwa yang satu, jika saat lelah tiba.

Dan aku adalah lelaki yang jatuh cinta pada kedua wanita itu. 
Dua wanita yang tidak bisa kuraih dan tidak bisa kumiliki..