Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Rabu, 22 Februari 2012

Ndeso

Kota Sejuta Debu, 2000.

TRANSPORTASI

Penugasan pertama ke Jogya, sendiri, naik senja utama. Masih bloon, ga bawa uang receh, ga bawa alas tidur. Alhasil, tersiksa sepanjang malam, ga bisa tidur sambil duduk dan kehabisan uang buat ngasih ke pengamen, tukang minta minta, tukang sapu dll. 
Pengamen bolak balik ga ada habisnya, lagunya sama, Solo balapan, cuma aransemennya saja yang beda. Tujuannya satu, minta uang.
Anak kecil menyapu kolong kursi, ibu ibu mengendong bayi yang tidur pulas, bapak tua buta yang dituntun anaknya, tujuannya satu, minta uang.
Malam terpanjang yang pernah ku alami, setelah kerusuhan Mei 1998.

Nb. Pelajaran berharga : 
-Ternyata kekuatan leher itu, bukan di tulang, tapi di mata. Ketika matamu terpejam, lehermu pasti melunglai. 
-Pengamen tidak perlu dikasih uang setiap saat, karena orangnya saja yang ganti, tapi gitarnya ya satu itu saja (perhatikan sticker atau tanda lain di gitar mereka).
-Jangan pasang tambang imut, naif, cengo, seperti orang yang pertama kali kereta, walau memang demikian sebenarnya. Karena akan jadi sasaran empuk bagi mahluk penghuni tetap kereta.

Penugasan ke dua ke Jogya, tetap sendiri, naik senja utama. Lebih pinter sekarang, minum antimo, bawa recehan dan alas tidur. Baru sampai Jatinegara sudah gelar koran, (takut keduluan di ambil orang tempatnya) koran dilapisi dengan deklit, kain pantai, bantal tiup,  minum antimo, tutup muka, selimutan, lalu bleeeegghhh.. Zzzzz...zzz... 
Bangun gara2 ditendang sama petugas, wateess... waatesss...
Kucek2 mata, ngulet, minum, kempesin bantal, lipat perabotan gembel. Duduk manis sampe Jogya. Begini rasanya suksesss..
Hahahahaha.... 

Penugasan ke sekian, ke Jogya, tetap sendiri, naik Taksaka (aha peningkatan sedikit). Dingin ber'ac, sandaran kursi bisa direbahkan, tapi kaki tetap menggantung... Pegal juga lama lama. Akhirnya..
Gelar koran, lapisi deklit, kain pantai, bantal tiup, minum antimo, tutup muka, selimutan, blleeegghhh...zzzzz...zzzz...
Jadi satu satunya orang di gerbong KA eksekutif, yang tidur gelaran di bawah.. Pede aja.. (bukan pede tapi "ndessooo").


Penugasan ke sekian, masih ke Jogya, tetap sendiri, naik pesawat (aha..naik pesawat dibayarin rasanya beda lho). Bermodalkan bantal leher tiup yang dibeli di kereta, tiup sekadarnya untuk menopang leher. Lama-lama, rasanya seperti tercekik, bantal semakin ketat melingkari leher. Detik detik terakhir, baru sadar kalau udara di ketinggian tertentu akan memulai, pantas saja bantal leher membesar, buru buru cari sumbatnya, kempesin sebelum meledak...!!!! 


Nb. Pelajaran Berharga :
-Jangan pakai bantal tiup di pesawat!! Ndesoo!!


AKOMODASI

Penugasan ke sekian, Bali...
Penginapan : Sanur Paradise
Breakfast hari pertama : terkagum kagum dengan beragam makanan yang nama dan bentuknya baru pertama kali dilihat. Merencanakan hari ini menunya ini, besok yang itu, lusa yang sana dst..
Breakfast hari ke dua : mulai mual makan makanan western.
Breakfast hari ke tiga : ga makan di hotel, nyari nasi uduk atau lontong sayur kemanaa yaa... Ndesoo..

Terpukau dengan bagusnya kamar. Pas buka kamar mandi, ada bathtub, tapi ga ada showernya. Ada wc duduk, juga ga ada showernya. Gimana cawinya? Pake tisyu? Berendam? Iiihhh...
Langsung cari supermaket yang jual gayung!! 


Terbelalak melihat list harga laundry. Ga sebanding ma honor. Alhasil 2 hari kemudian, kamar mandi penuh dengan gantungan jemuran yang jelas jelas mengurangi keindahan dan membuat cleaning service geleng geleng kepala... Ndesoo..


Ayoo ngaku, yang bacanya ketawa, pasti pernah mengalami hal yang sama... Ndesoo!!


Kota Sejuta Debu, 2012.


Tebak saja, masih ndeso ga?