Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Selasa, 19 Maret 2013

dalam bingkai alam

Digenggamnya tanganku. Kemudian ditelusurinya garis garis pada telapak tanganku. 
Tanganmu halus, dan warnanya merah jambu, pasti kamu tidak pernah mengerjakan pekerjaan kasar, katanya dengan gaya seorang peramal.
Ah, itu bukan ramalan, sahutku.
Aku belum selesai...sabar dong, lanjutnya.
Hmmm...banyak sekali garis garis kecil di sini, artinya kamu mudah terganggu oleh hal hal kecil dalam hidupmu, katanya lagi.
Kutatap matanya, kucari sorot serius di sana, tapi yang kutemukan hanya sorot jenaka yang sedang menahan tawa.
Iiihh, aku gemas sekali kalau dia sudah mulai menggodaku. 
Tentu saja dia tahu bahwa banyak hal kecil yang mudah mengganggu pikiranku saat ini, bukan dari garis tangan, tapi karena dia memang tahu keseharianku. 

Dia tertawa melihatku pura pura marah, dan lengannya memelukku penuh cinta, dihujaninya aku dengan kecupan sebelum aku sempat berkata kata. Dia tahu jurus jitu untuk untuk membuatku terdiam. Dia berhenti menciumku ketika aku mulai kehabisan nafas. 
Uuhh, laki laki nakal...

Kusandarkan kepalaku di bahunya, aku tahu dia gemar menghirup harum rambutku. Walau kadang usil, sambil mengelus rambutku dia suka tiba tiba berteriak...
ayang ada kecoak.. atau
ayaaang...ada paku!!
Dia pikir aku kuntilanak apa!
Tapi aku menyukai gurauannya. Tak habis habisnya membuatku tertawa.

Kalau aku bertanya, apa yang membuatnya jatuh cinta padaku, dia akan menceritakan tentang suatu momen.

Hari itu, kantorku mengadakan outing, kamu dan teman temanmu yang memimpinnya. Aku suka melihat gayamu saat menjadi game master. Seru. Sepertinya kamu mampu menarik perhatian puluhan pasang mata untuk memperhatikanmu dan menuruti kemauanmu untuk bermain bersama. Aku suka wanita yang punya rasa percaya diri tinggi dan mencintai pekerjaannya. Setelah itu  kita rafting, kita tidak seperahu. Kamu di perahu rescue dengan teman temanmu. Kamu sempat luput dari pandanganku, karena ada 20 perahu yang turun saat itu. Hari gerimis saat kita mulai rafting, tapi tentu saja itu menambah keseruan bermain air. Jujur saja, aku iri dengan pekerjaanmu. Kerjamu hanya main main saja kan? Hahahaha...
Setelah sampai di finish dan acara ditutup, semua berebutan mandi karena tubuh sudah basah dan hujan semakin lebat. 
Saat itu, aku melihatmu berdiri sendiri di teras di pinggir tebing. Memandangi hujan yang turun dan air sungai yang mengalir deras di bawahnya. 
Andai aku membawa kanvas dan cat, pasti kulukis gambar itu...
Sayang, bahkan kertas saja tak ada saat itu. Hanya ada sebuah gitar, entah milik siapa, dan kunyanyikan sebuah lagu untukmu.




Oh, her eyes, her eyes make the stars look like they're not shinin'
Her hair, her hair falls perfectly without her tryin'
She's so beautiful
And I tell her everyday

Yeah, I know, I know when I compliment her, she won't believe me
And it's so, it's so sad to think that she don't see what I see
But every time she asks me do I look okay?
I say

When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are

And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
'Cause girl, you're amazing
Just the way you are

Her lips, her lips, I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh her laugh, she hates but I think it's so sexy
She's so beautiful
And I tell her everyday

Oh, you know, you know, you know I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for, then just stay the same
So don't even bother asking if you look okay
You know I'll say

When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are

And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
'Cause girl, you're amazing
Just the way you are

The way you are
The way you are
Girl, you're amazing
Just the way you are

When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are

And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
'Cause girl, you're amazing
Just the way you are, yeah


Kamu  menoleh ke arahku dan memberiku senyuman paling manis yang pernah kulihat. Senyum seorang gadis yang sedang berdiri di bawah hujan, dengan rambut kuyup dan wajah alami tanpa riasan. Kamu cantik dalam bingkai alam. Dan aku jatuh cinta.  
Selanjutnya kamu tahu apa aku lakukan. 
Memperjuangkanmu untuk menjadi milikku.

Aku senang mendengar dia menceritakan peristiwa yang terjadi 2 tahun yang lalu itu. Akan kuminta dia bernyanyi untukku untuk menutup cerita itu. 
Yang tidak pernah dia tahu sampai hari ini adalah, sepulang dari outing hari itu, aku pingsan karena kelelahan. Dan dokter memperingatkanku untuk tidak memaksa jantungku bekerja lebih keras lagi. Ya, aku belum berani memberitahunya bahwa aku sakit, dan penyakitku bisa mengakibatkan kematian mendadak. Aku ingin menikmati kebersamaan dengannya, sebentar lagi. 
Setelah itu aku akan pergi. Karena aku tahu, ini tidak adil baginya. Dia tak punya masa depan bersamaku. 
Dan aku begitu mencintainya, aku hanya ingin dia mengingatku sebagai gadis yang sehat, kuat, penuh tawa. 
Gadis cantik dalam bingkai alam, biarlah dia mengingatku seperti itu saja.