Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Sabtu, 23 Maret 2013

dalam bingkai alam 2

Yang, kamu ingat ga waktu kita makan rambutan di rumah si Aloy?
Maksudmu, waktu kamu memanjat pohon dan menghabiskan rambutan yang ada, sendirian?
Yaah, aku kan kasih kamu juga...
Maksudmu, kamu baru kasih setelah aku menunggu belas kasihanmu dengan muka melas, supaya kamu melemparkan rambutan itu dan lebih banyak kulit rambutan yang kamu lempar ke aku daripada buahnya yang masih berisi??
Waduuh..haha..masih marah ya..haha.. Makanya belajar manjat dong.
Maksudmu, kamu mau melihatku bisa manjat tapi tidak bisa turun seperti waktu itu?
Whahahahahahaha...udaah Yaang..uuudaah...ampun Yang..sakit perutku kalau mengingat waktu itu..hahaha...
Ketawa aja terus...ingat siapa yang tertawa paling akhir hari itu? 
Siapa yang terus anyang-anyangan, batuk  batuk dan sariawan karena kebanyakan makan rambutan?
Whahahahaha, aakuuu Yaang..aakuuu whahahaha...
kuwalat aku sama kamu ya...whahahahaha... 
Aku sampai tidak bisa tidur semalaman dan kamu terus tertawakan aku...whahahaha...
Yang, pohon rambutannya si Aloy masih ada ga ya?
Udah jadi mall...

Lalu hening...kami terdiam... Hanya derak suara kayu terbakar dan jangkrik hutan yang masih terdengar. Malam kian larut, dingin semakin menggigit. Uap keluar dari mulut kami saat bernafas. Teman teman lain sudah pulas dalam kehangatan sleeping bag di dalam tenda. Tinggal kami berdua yang masih terjaga di depan api unggun yang mulai mengecil.

Yaaang...
Hmmm..
Ingat ga waktu kita kemping pertama kali? 
Waktu malam malam kamu membuat havermut. Aku mau minta, tapi malu.
Yaa, ingat..dan kamu merusak malam dengan buang gas yang ampun ampunan aromanya...
Whahahaha...kan aku sudah minta maaf..hahaha...
aku masuk angin dan sudah dua hari tidak bab, hahaha....
tahu sendirilah bagaimana rasanya perutku...hahaha. 
Waktu itu aku belum terbiasa bab di sungai. Hahahaha...
Yang, serius nih.. aku ga nyangka lho, kalau kamu ternyata bisa masak.
Yaaang...
Hmmm....
Masakin aku havermut dong...
Haaah? Kutarik kupluk di kepalanya dan kubenamkan dalam dalam di wajahnya. Lalu kutinggalkan dia, dan masuk ke dalam tenda. 
Masih kudengar tawanya yang tertahan sebelum tiba tiba sebuah bunyi memecah kesunyian...
Buru buru kututup tenda, sebelum bau gas menyerbu masuk ke dalam dan bisa membuat mati lemas penghuninya.
Whahahahahaha...
Suara tawanya menggema di tengah hutan. Bocah gendeng. 

*********

Aku sedang berjalan jalan di kebun buah buahan. Banyak sekali buah di sini. Naluri primataku keluar. Mana yang mau kumakan lebih dulu? Ada pisang, durian, mangga, sirsak, waah aku jadi bingung. 
Baru sekali ini aku datang ke sini, ini di mana ya? 
Kalau aku ambil buah buahan itu, apa nanti yang punya tidak marah? 
Tapi tidak ada siapa siapa di sini. Hanya aku sendiri. 
Tiba tiba aku merasa ada yang menimpuk kepalaku, kulihat kulit rambutan... Tapi tak ada pohon rambutan di sini. Juga tidak ada orang. Apakah ada monyet? Apa monyet suka rambutan? 
Aku berjalan lagi, dan kulit rambutan lagi lagi dilemparkan ke arahku. 
Lama lama semakin banyak kulit rambutan yang berjatuhan. Aku mulai kesal, ingin aku berteriak...tunjukkan dirimu kalau berani!!
Tapi tak ada suara yang keluar dari mulutku. 
Sayup sayup terdengar suara memanggilku...
Yaaang...bangun Yang...
Aku terbangun. Kulihat beberapa wajah mengelilingiku. Tidak ada pohon buah buahan, hanya rimbunan hutan dan cahaya matahari yang menembus di sela sela dedaunan.
Sejenak aku kehilangan orientasi ruang dan waktu. 
Danny memelukku dan berbisik...
Lain kali, jangan tidur di sembarang tempat ya Yang.. 
Dan, mengapa dalam mimpipun kamu tetap jahil padaku. Pasti kamu yang melempariku dengan kulit rambutan itu...., kataku dalam hati.

Sore itu juga aku dan beberapa teman turun gunung. Tapi hanya Danny mengantarku pulang, sementara yang lain kembali ke atas untuk meneruskan kegiatan.
Di mobil yang membawa kami kembali ke ibukota, Danny lebih banyak diam. Ketika kami berhenti sejenak untuk beristirahat, barulah dia berkata, 
Yang, aku tahu kamu tidak kesambet penghuni hutan dan tidak tidur tiba tiba. Kamu berhutang penjelasan padaku. Ada hal yang belum kamu ceritakan padaku.
Kutarik nafas panjang, kulihat sorot kuatir, marah dan kecewa di matanya. Satu hal yang kupertaruhkan, sikapnya akan berubah setelah aku ceritakan semua. 
Aku tidak menyangka Yang, kita sudah lama berteman, tapi kamu masih tidak percaya padaku....
Airmataku bergulir jatuh. Tapi mulutku tetap terkunci rapat.  
Dari radio terdengar sebuah lagu



Yesterday, all my troubles seemed so far away
Now it looks as though they're here to stay
Oh, I believe in yesterday.

Suddenly, I'm not half to one I used to be,
There's a shadow hanging over me.
Oh, yesterday came suddenly.

Why he had to go I don't know he wouldn't say.
I said something wrong, now I long for yesterday.

Yesterday, love was such an easy game to play.
Now I need a place to hide away.
Oh, I believe in yesterday....