Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Senin, 02 Juli 2012

Random 5

SALAH BEZOEK
Mba Ati, kakak temanku sakit, dua hari lalu aku mendapat beritanya. Beliau dirawat di ICU sebuah rumah sakit. Aku belum pernah bertemu lagi dengannya sejak 15 tahun yg lalu. Jadi jujur saja, aku sudah lupa bagaimana wajahnya. 
Aku memang pelupa tingkat tinggi, stadium 4. Aki sampai memanggilku Dori, ikan pelupa yang menemani ayah Nemo untuk menemukan anaknya (Finding Nemo,red).

Aku berencana membezoek mba Ati. Sesampainya di ICU, aku menuju ke sebuah bed, bertuliskan Ny. Yati. Satu satunya nama "Ati" yang dirawat di ICU. Kondisinya kurang baik, dengan selang dan monitor di mana mana. Tak lama seorang datang menghampiriku, mengaku anak dari ibu Yati, dia bercerita bahwa ibunya sudah 3 kali terkena stroke, mungkin tidak bertahan lagi. Orang itu menangis dan aku ikut menitikkan air mata. 
Lalu dia bertanya, siapa aku. Kukatakan aku teman adik ibunya. Orang itu berkata, ibunya anak tunggal, tidak punya adik....

Aku lalu menelpon temanku, kuceritakan semua dan dia tertawa terbahak bahak, dia bilang kakaknya sudah di ruang perawatan biasa. Nama kakaknya Sri Sulistyawati. Dan anak kakaknya masih kecil kecil.
Dengan sangat malu aku pamit pada orang tadi, karena aku sudah  salah bezoek, tapi doaku tulus untuk ibunya.
Wajahku saat itu pasti mejikuhibiniu...whooaaa.....

Kejadian ini mengingatkanku pada peristiwa belasan tahun yang lalu...

SALAH NYEKAR
Waktu itu aku masih kelas I SMA, dan sedang mengikuti kegiatan Persami, perkemahan Sabtu Minggu. Malam itu acaranya jurit malam yang dilakukan di sebuah pemakaman umum. Nenekku dimakamkan di sana. Beliau meninggal waktu aku kecil, aku tidak ingat persis letak makamnya. Yang aku ingat, letaknya hanya dua makam dari makam terluar. 

Jadi malam itu dengan hanya diterangi cahaya bulan, aku dan seorang kawan, mencari makam nenekku untuk menabur bunga. Aku tercengang melihat banyaknya makam di sana. Aku tidak tahu yang mana makam nenekku. Aku bahkan tidak tahu nama nenekku!! Aku hanya selalu memanggilnya Oma. Dan dua makam dari makam terluar, adalah makam laki laki. Bodohnya aku ini, tidak mengerti kalau makam pasti bertambah banyak dan untuk menentukannya ditandai dengan blok dan nomor, seperti alamat rumah!! 

Akhirnya bunga itu aku tabur di beberapa makam...teriring doa buat mereka yang sudah mendahuluiku.

Tips dariku :
Kalau mau bezoek pastikan nama dan ruang di mana pasien dirawat.
Begitu juga kalau mau nyekar, pastikan dulu nama dan blok makamnya.
Dan yang terpenting kalau mau nyekar, jangan sekalian jurit malam!!

MAU MATI
Semalam entah kenapa, aritmiaku kambuh lagi, jantungku  berdebar tidak teratur dan membuatku sulit bernafas. Aku sms muka komik.
Aku                  : Kom, aritmiaku kambuh ni! 
Muka Komik   : Santai beb... Istirahat. Dipakai oksigennya ya..
Aku                  : Kalau lagi sakit, pikiranku jadi aneh aneh Kom.. hiks.. jadi mikirin mati..
Muka Komik   : Duuh, beb...jangan gitu dong! Jangan pikir yang aneh aneh ya. Jangan pikirin mati dan semacamnya. Tambah sesak nanti. Tenangin diri.
Aku                  : Koooom...stoop... Aku bukan mikirin matinya... Tapi lagi mikir, alis mataku tadi siang tercabut waktu aku pakai masker lumpur. Jadi aneh gini. Botak seperempat. Makanya aku jadi mikir, kalau aku mati, siapa yang bisa melukis alisku ya?
Muka komik    : Haadeeh beb...  Lagi kumat qo yang dipikirin ALIS!!! Udah tidur sana!!

(buat Muka Komik, sahabat yang menangis saat melihatku sakit)