Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Selasa, 03 April 2012

Rekapitulasi

 * Soal rasa, tidak bisa diperdebatkan. Apa yang aku rasa, tidak bisa di argumentasikan olehmu. Kamu mungkin bisa menjelaskan segala sesuatunya, tapi perasaanku adalah hak'ku. 


* Sahabatku bertanya : 
"Berapa lama kamu bisa marah? Paling lama sejenak saja, ya kan?"
Ah dia belum tahu, kalau aku juga bisa kehabisan rindu, bisa kehabisan rasa. Dan jika saat itu tiba, aku bisa berhenti mencinta. Akan tiba batasku.


* Aneh, ada orang yang lebih mengerti jika aku memaki. 


* Pernahkah kamu berharap tidak pernah lagi bangun dari tidurmu? 


* Tidak ada yang ikhlas untuk disakiti. Tidak juga aku, bukankah begitu?


* Kadang rasanya ingin marah pada diri sendiri, mengapa begitu mudah dilukai, lagi dan lagi. Manusia bodoh.


* Kamu mungkin tidak tahu kamu sudah membuatku sadar, bahwa aku memang tidak berperikemanusiaan, tidak punya hati, tidak layak dicintai, pengecut, sumber masalah, tidak berguna, cuma mau enaknya saja, kerdil....
"Astaga, tega banget yang sudah membuatmu merasa seperti itu!"
(siapa orang yang mampu membuatmu sadar? aku sangat berterimakasih padanya :)


* Kesadaran itu awal dari perubahan. Karena hidup itu pilihan. 


* Aku memberimu bahagia, tapi kamu memberiku derita. 
Aku memberimu telinga, tapi kamu menyuruhku diam saat aku bercerita.
Aku menemanimu, tapi kamu memperalat aku. 
Aku memberimu tawa setelah kamu berduka, tapi kamu memberiku tangis dan luka.


* Untukku, munafik itu artinya lain di hati, lain di bibir, lain di tindakan. Menurut kamu?


* Tidak cukupkah cintaku untukmu?  
Mengapa masih harus menerimanya kembali saat dia membutuhkan kamu? Kamu tahu pasti, seperti apa dia itu! 
Aku menjaga hatimu, tapi kamu tidak menjaganya untukku. 
Apakah dia menjaga hatimu? Jika ya, aku yang akan pergi!!
Tapi dia tidak pernah menjagamu. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri. Dia bilang itu cinta? Itu bukan cinta!!