Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Minggu, 05 Agustus 2012

Senandung Rindu...


Pagi ini aku terbangun dengan rasa rindu yang menyesakkan dada.

Rindu kamu...
Mungkin karena beberapa hari ini tempe dan tahu sedang cuti bersama. Aku suka tempe, yang sudah dibumbui dengan sedikit garam, bawang putih dan ketumbar, lalu digoreng sampai kering. 
Lalu...apa hubungannya tempe dengan kamu?
Ingat ketika kamu memberiku tips tentang cara menggoreng tempe supaya bisa kering dan garing?
Aku kaget sekali waktu itu, darimana kamu tahu tips itu? Ternyata kalau ada waktu, kamu suka memperhatikan ibumu menggoreng tempe. 
Hmm, ternyata tidak hanya mesin yang bisa menarik perhatianmu.


Rindu kamu...
Mungkin karena televisi sudah mulai memberitakan tentang persiapan mudik. Entah kapan mulainya, aku suka sekali melihat berita tentang eksodus besar-besaran yang menjadi ritual tahunan itu. Mungkin karena aku tidak punya kampung halaman sebagai tujuan mudik. Tidak ada istilah pulang kampung dalam hidupku. Karena aku lahir dan dibesarkan di kota ini. Orangtuaku juga demikian. Aku iri melihat mereka yang berjuang mati-matian untuk bisa tiba di kampung halaman. Berdesak-desakan, macet berhari-hari, rasanya seru sekali.
Tapi, sejak perjalanan kita waktu itu, aku sadar kalau aku tidak kuat ikut dalam ritual mudik itu. Seperti katamu, jalanan itu unpredictable. Dengan sakitku ini, sulit untuk bisa menikmati perjalanan yang terlalu lama dan melelahkan.

Rindu kamu...
Mungkin karena semalam sesakku kambuh lagi. Dan aku teringat caramu mengajariku berlatih nafas. Juga pesanmu saat itu..
'Tenanglah,  mulailah menarik nafas teratur, semakin cepat kamu memulainya, akan semakin cepat juga selesai sesakmu..'

Rindu kamu...
Mungkin karena kali ini, mobilku bubu, hadir tanpa kamu. Tidak seperti bombom dulu. Aku harus bisa mandiri sekarang. Mulai dari mencari, merawat dan mengendarainya. Walau kadang rasanya tanpa sadar tanganku seolah  menggapai gapai mencarimu..

Rindu kamu...
Mungkin karena aku sedang menonton drama seri Korea. Aku suka menceritakannya padamu. Awalnya aku pikir kamu juga suka. Sehingga kamu begitu serius mendengar ceritaku. Ternyata kamu bukan penggemar drama seri Korea... 
Kamu mendengarkan ceritaku, karena kamu senang mendengar suaraku, senang mendengar caraku bercerita. Begitu katamu. 

Rindu kamu...
Mungkin karena purnama sedang bersinar indah. Kita suka menikmati purnama bersama. Aku dari jendela kamarku. Kamu dari balkon rumahmu. Yah, jarak memisahkan kita ratusan kilometer. Tapi purnama yang kita lihat adalah purnama yang sama.

Rindu kamu...
Mungkin karena terlalu banyak peristiwa dalam hidupku yang membuatku ingat akan kamu...