Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Jumat, 31 Mei 2013

serpih

Senyap di antara aku dan dia. Kutatap matanya yang layu, air mata mengalir di pipinya yang tirus, bahunya yang tipis naik turun menahan isak yang tak terdengar.
Aku tak tahan lagi...ini begitu menyakitkan. Aku begitu mencintainya, tapi begitu mudahnya dia berpaling dariku. Biarkan aku mati...aku ingin mati.., dia menjerit putus asa. 
Apa salahku? Aku setia. Aku menjaga nama baiknya. Aku tetap melayaninya walau hatiku tidak sedang menginginkannya. Aku menuruti semua kemauannya. Aku melepaskan kebebasanku untuk berkumpul dengan teman-temanku demi dia. Apapun kulakukan agar dia bahagia. Aku tidak ingin menjadi istri durhaka. Aku berusaha menjalankan semua perintah agama. Dan lihatlah, ini yang kudapatkan sebagai balasannya.

Dia terdiam, lelah berkata kata.
Aku tetap diam, tak mampu berkata kata.

Tiba tiba dia mengepalkan tangannya dan memukulku dengan keras. Aku kaget luar biasa. Dan dengan tenang diambilnya serpihan tubuhku, diirisnya pergelangan tangannya. Darah mengalir. Dengan tatapan kosong dia memandangi genangan yang semakin melebar. 
Dan aku hanya mampu menyaksikan dia mati pelan pelan.