Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Jumat, 23 Desember 2011

Tunas (3)

Karena melihat aku cukup kuat sewaktu di pantai, dia mau menemani ku ke Tanah Lot.
Untukku, Tanah Lot adalah tempat khusus di mana aku bisa  menabur bunga untuk almarhum papaku, sejak beliau pergi 3 tahun lalu...
Menyeberangi laut yg mulai pasang, dia terus memegang tanganku... debar jantung ku jadi tidak beraturan... seperti ada aliran listrik magnetis yang membuatku berat melepaskan genggaman tangannya...
Dan ketika aku mulai merasa menyatu dgn alam, airmataku tak terbendung lg..aku ingat almarhum papaku...Miss you pap... Dan aku menumpahkan tangisku di bahunya....
Sepanjang perjalanan pulang, aku mulai lelah... tubuhku mati rasa.. sampai di kamar hotel aku berusaha untuk tetap sadar... tapi lama kelamaan semua mulai buram dan aku tidak ingat apa apa lagi... 
Aku tersadar sudah di terbaring tempat tidur, tenagaku seolah habis...banyak yg mau aku katakan, tapi tak satupun kata yg keluar dr bibir ku... Dia duduk di sampingku..Tatapan matanya menusuk jantung ku... Aku tau dia marah karena aku tidak menurut sewaktu dimintanya untuk duduk... Dia marah karena aku tetap memaksakan diri untuk berjalan.. hingga akhirnya aku terjatuh...
Aku tahu dia marah, tapi dari bibirnya hanya keluar kata kata, "kita ke rumah sakit ya beb... " 
Aku hanya bisa mengangguk lemah...
Kami menuju RSUD Sanglah...
Pertama aku ekg/rekam jantung, kemudian echocardiography (usg jantung) Prof. Wayan menjelaskan penyakit ku... katup yang prolaps, aliran darah yang balik lagi, suara degup katup yang bocor, fungsi pompa yg melemah, debar yang tidak beraturan.. diagnosanya, mitral regurgitasi dan ventricular extra systole.. Istilah yang jadi vonis untukku.. Entah berapa lama lagi aku bisa bertahan...
Dia mendengarkan penjelasan Prof.Wayan dengan tenang, dia berusaha untuk tidak melihat ke arahku, pandangannya fokus pada layar monitor, walau aku yakin, dia pasti melihat Prof meng'usg" jantung ku...saat seperti itu, jaim pun tidak bisa lagi..
Dan diagnosa Prof membuatku tidak bisa memikirkan hal lain..karena 5 bulan lalu jantungku belum bocor seperti sekarang...
Aku shock, mengapa progressnya bisa secepat ini...
Dan dunia rasanya menjadi suram..

Tak ada pesta yg tak usai...akhirnya aku harus pulang tinggalkan Bali dgn sejuta kenangan..
Sepotong hatiku tertinggal di tanah dewata...
Selama penerbangan,dia menggenggam erat tanganku....
Dan di sinilah aku kembali,di kota sejuta debu...