Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Senin, 09 April 2012

Sempurna (pencinta 1)

Karena cinta kita sempurna...
Aku tahu tak akan lagi kurasakan cinta sesempurna ini. 
Ingatlah baik baik cinta matiku, bahwa ketika aku harus memilih untuk melepaskanmu, itu bukan karena cinta kita telah usang. Tapi karena aku tidak layak  memiliki cinta yang sempurna itu. 
Kamu tahu ungkapan cinta abadi, cinta sejati, cinta mati atau apapun itu, itu semua rasaku untukmu.


Kamu tahu, bagiku logika tidak ada hubungannya dengan cinta. Bagaimanapun pertengkaran kita, itu tidak mengubah apalagi mengurangi cintaku untukmu. Logika itu bukan hati...


Kalau hanya ada "kita", aku ingin selamanya hidup bersama denganmu. Tetapi tidak ada "kita" di antara "kita". Karena kita memiliki pasukan masing masing dengan sekumpulan prajuritnya. Dan kita mempunyai tanggung jawab terhadap berlangsungnya hidup pasukan kita.


Ada saatnya aku begitu lelah dengan semua ini, sehingga ingin kutinggalkan semua. Kadang aku berharap tidak terbangun lagi dari tidurku. Aku tidak ingin berperang lagi, menaklukkan semua ambisi demi segumpal prestise yang pada saatnya nanti tidak akan berarti apa apa lagi.

Maafkan aku..
Aku tahu ini menyakitkan untukmu. Kamu mungkin tidak tahu, ini lebih menyakitkan untukku.. 
Jangan menyerah.. aku tahu kamu pasti bisa melalui semua ini.
Tuhanpun berpihak padamu. 
Jangan menangis untukku... Aku tak pantas mendapatkan airmatamu,  itu terlalu berharga untuk manusia sepertiku, manusia yang hanya merusak sempurnamu. Aku ingin melihatmu seperti dulu lagi, penuh tawa, ceria dan berbahagia.

Aku tak pandai menyusun kata, tidak mahir dalam mengungkap rasa, yang aku tahu, selamanya, cintaku hanya untukmu...


(diterjemahkan dari isi hati seorang pencinta)