Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Senin, 11 Juni 2012

Fragmen rindu..

Sayang, ingatkah kamu, ketika jemariku kebas dan aku tidak bisa merasakan tanganku?
Kamu mengenggamnya dan berkata, jemarimu hangat, kamu tidak apa apa. Jangan kuatir ya..
Ya, saat itu aku tidak kuatir, karena aku tahu ada kamu yang menjagaku.

Sekarang jemariku tidak pernah kebas lagi. Sekarang jemariku dingin. 
Kata dokter, aku tidak apa apa. Jantungku memang tidak sekuat dulu, sehingga berkurang kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Itu yang menyebabkan jemariku kebas dulu dan mulai dingin sekarang. Kelak ujung ujung jemariku tidak cuma dingin tapi akan mulai membiru. Itu juga tidak apa apa. Aku tidak takut. Sungguh. 

Dulu aku memang takut, karena aku tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku. Tetapi sekarang tidak. Aku tahu tahapan yang akan aku lalui di depan. Bahwa aku akan mudah lelah, bahkan ketika berbicara. Aku akan mudah terengah engah, dan bernafas satu satu. Sampai akhirnya jantung hatiku tak mampu berdetak lagi. Dan dunia menjadi sunyi.
Tapi kamu sudah pernah mengajariku cara bernafas yang benar. Mengajariku untuk mengenali tubuhku. Mengerti dia. Mendengarkan dia. Menghormati dan mencintainya. Itu bekal yang kamu tinggalkan untukku.

Aku bahkan tahu, bahwa kematian itu tidak menyakitkan, tidak menakutkan. Bukankah kamu sudah pernah mengalaminya? Akupun pernah merasakannya. Kunikmati saat jiwaku sejenak meninggalkan raga. Ringan. Tak ada rasa sakit, tak ada rasa takut. Kehidupan di dunia jauh lebih menyakitkan dan lebih menakutkan. Bukankah demikian?

Ah, aku mulai melantur. Mungkin ini karena aku sedang rindu. Rindu padamu... 


Ini salah satu perlengkapan perangku sebelum tidur...
Kalau yang ini, perkenalkan, dia teman tidurku...