Aku memang belum lama mengenalmu.
Baru setahun ini. Sejak kamu pindah ke rumah ini. Awalnya aku tidak
menaruh perhatian padamu. Bagiku kamu sama saja dengan wanita yang lain.
Ya, ini bukan cerita tentang jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku
bahkan tidak menyangka bisa jatuh cinta lagi. Itu menyalahi kodratku.
Tapi lama kelamaan, kamu mulai
menarik perhatianku. Caramu tertawa, mungkin itu yang membuatku suka
padamu. Membuatku ingin masuk ke dalam pikiranmu, dan melihat apa yang
ada di dalam sana. Aku ingin menjadi bagian dari sel sel kelabu di dalam
kepalamu, aku ingin membuatmu lebih sering tertawa. Ya..kamu jarang
tertawa. Karena itu, tawamu sangat berarti untukku.
Kamu mungkin tidak tahu, betapa aku
sangat memperhatikan kamu. Aku tahu kebiasaan kebiasaan kamu. Jam berapa
kamu bangun, apa aktifitasmu sehari hari, apa yang bisa membuatmu
tertawa atau menangis, makanan kesukaanmu, gayamu berpakaian, hobimu,
bahkan ritualmu sebelum tidur , hampir semua hal pada dirimu aku tahu.
Bukannya sombong, bukan juga sok tahu, aku hanya memperhatikan kamu
dengan teliti.
Katakanlah aku stalker, walau aku lebih suka menyebutnya secret admirer.
Yaaa,
karena aku tidak mampu mengungkapkan rasa cintaku. Aku hanya bisa diam
diam mengagumimu. Aku tidak ingin membuatmu takut dan menjauh bila aku
mengungkapkan semua rasa ini. Kamu tahu bagaimana beratnya?
Sampai akhirnya aku tak mampu lagi
menahan diri. Pada suatu malam, kamu tertidur dengan airmata yang masih
menggenang di pelupuk mata. Berkali kali kamu menarik nafas panjang. Apa
yang membuatmu begitu sedih? Hatiku rasanya bagai teriris melihatmu
menahan tangis seperti itu. Aku ingin memelukmu, mengusap rambutmu dan
memberikan dadaku sebagai tempat curahan hatimu. Tapi kamu tahu, aku tak
bisa melakukan itu. Yang bisa kulakukan hanya mematikan radio saat kamu
mulai terlelap. Yaa, kamu selalu tidur diiringi alunan musik dan kamu
sering lupa mematikannya.
Beberapa
hari ini, aku melihatmu mengalami "serangan fajar", istilahmu untuk
sesak yang datang menjelang subuh. Ingin rasanya kuberikan semua
kekuatanku untuk membantumu bernafas. Kamu tahu, aku khawatir melihatmu
sakit seperti itu. Aku tahu, aku harus melakukan sesuatu agar kamu
terjaga dari tidurmu, karena kalau aku mendiamkanmu dalam keadaan itu,
sesuatu yang buruk bisa terjadi padamu. Akhirnya aku memberanikan diri
untuk menyalakan radio, supaya kamu langsung terjaga dari lelap dan
sesakmu saat mendengar sebuah lagu. Kemarin kukirim The Ghost of You
dari MLTR untukmu. Hari ini kukirim Winter Sonata.
Dan
kamu memang langsung terjaga begitu mendengar radio menyala. Aku tahu
debar jantungmu tak beraturan saat itu. Tapi kamu sudah tahu harus
melakukan apa saat seperti ini. Kamu mengambil masker oksigen dan
memasangnya pada wajahmu. Itu membantumu bernafas lebih lega.
Aku
tahu kamu sempat kaget, dan bertanya tanya mengapa radio bisa menyala
sendiri. Aku tahu kamu mengecek remote home theatre mu. Tidak ada yang
salah dengan benda itu sayang....
Aku
bahkan tahu, ketika kamu mulai berpikir tentang kehadiranku. Aku tahu,
dengan bercanda kamu mengatakan pada temanmu, bahwa ada hantu yang
romantis di kamarmu, yang suka membangunkanmu dengan lagu cinta.
Kamu benar sayang. Aku ada. Aku
memang hantu romantis yang kerap mematikan radio saat kamu terlelap dan
menyalakan radio saat kamu sesak. Kamu tahu, betapa aku mencintaimu dan
tidak ingin hal yang buruk terjadi padamu.
Kalau
aku tidak membangunkanmu pagi itu, mungkin saat ini kamu sudah bertemu
denganku. Sudah mengenalku. Ahh, betapa aku akan sangat bahagia. Tapi
aku tidak melakukannya bukan? Karena aku ingin kamu bahagia, lebih dari
segalanya, walau itu tanpaku.
Ini bukan pengorbanan, ini cinta.
Jadi tetaplah hidup, jangan menyerah, ketahuilah, aku di sini selalu menunggu tawamu...
(terimakasih, kamu)