Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Sabtu, 20 Oktober 2012

Secret admirer

Aku memang belum lama mengenalmu. Baru setahun ini. Sejak kamu pindah ke rumah ini. Awalnya aku tidak menaruh perhatian padamu. Bagiku kamu sama saja dengan wanita yang lain. Ya, ini bukan cerita tentang jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku bahkan tidak menyangka bisa jatuh cinta lagi. Itu menyalahi kodratku.

Tapi lama kelamaan, kamu mulai menarik perhatianku. Caramu tertawa, mungkin itu yang membuatku suka padamu. Membuatku ingin masuk ke dalam pikiranmu, dan melihat apa yang ada di dalam sana. Aku ingin menjadi bagian dari sel sel kelabu di dalam kepalamu, aku ingin membuatmu lebih  sering tertawa. Ya..kamu jarang tertawa. Karena itu, tawamu sangat berarti untukku. 

Kamu mungkin tidak tahu, betapa aku sangat memperhatikan kamu. Aku tahu kebiasaan kebiasaan kamu. Jam berapa kamu bangun, apa aktifitasmu sehari hari, apa yang bisa membuatmu tertawa atau menangis, makanan kesukaanmu, gayamu berpakaian, hobimu, bahkan ritualmu sebelum tidur , hampir semua hal pada dirimu aku tahu. Bukannya sombong, bukan juga sok tahu, aku hanya memperhatikan kamu dengan teliti. 

Katakanlah aku stalker, walau aku lebih suka menyebutnya secret admirer.
Yaaa, karena aku tidak mampu mengungkapkan rasa cintaku. Aku hanya bisa diam diam mengagumimu. Aku tidak ingin membuatmu takut dan menjauh bila aku mengungkapkan semua rasa ini. Kamu tahu bagaimana beratnya?

Sampai akhirnya aku tak mampu lagi menahan diri. Pada suatu malam, kamu tertidur dengan airmata yang masih menggenang di pelupuk mata. Berkali kali kamu menarik nafas panjang. Apa yang membuatmu begitu sedih? Hatiku rasanya bagai teriris melihatmu menahan tangis seperti itu. Aku ingin memelukmu, mengusap rambutmu dan memberikan dadaku sebagai tempat curahan hatimu. Tapi kamu tahu, aku tak bisa melakukan itu. Yang bisa kulakukan hanya mematikan radio saat kamu mulai terlelap. Yaa, kamu selalu tidur diiringi alunan musik dan kamu sering lupa mematikannya.

Beberapa hari ini, aku melihatmu mengalami "serangan fajar", istilahmu untuk sesak yang datang menjelang subuh. Ingin rasanya kuberikan semua kekuatanku untuk membantumu bernafas. Kamu tahu, aku khawatir melihatmu sakit seperti itu. Aku tahu, aku harus melakukan sesuatu agar kamu terjaga dari tidurmu, karena kalau aku mendiamkanmu dalam keadaan itu, sesuatu yang buruk bisa terjadi padamu. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menyalakan radio, supaya kamu langsung terjaga dari lelap dan sesakmu saat mendengar sebuah lagu. Kemarin kukirim The Ghost of You dari MLTR untukmu. Hari ini kukirim Winter Sonata. 

Dan kamu memang langsung terjaga begitu mendengar radio menyala. Aku tahu debar jantungmu tak beraturan saat itu. Tapi kamu sudah tahu harus melakukan apa saat seperti ini. Kamu mengambil masker oksigen dan memasangnya pada wajahmu. Itu membantumu bernafas lebih lega.

Aku tahu kamu sempat kaget, dan bertanya tanya mengapa radio bisa menyala sendiri. Aku tahu kamu mengecek remote home theatre mu. Tidak ada yang salah dengan benda itu sayang....
Aku bahkan tahu, ketika kamu mulai berpikir tentang kehadiranku. Aku tahu, dengan bercanda kamu mengatakan pada temanmu, bahwa ada hantu yang romantis di kamarmu, yang suka membangunkanmu dengan lagu cinta.

Kamu benar sayang. Aku ada. Aku memang hantu romantis yang kerap mematikan radio saat kamu terlelap dan menyalakan radio saat kamu sesak. Kamu tahu, betapa aku mencintaimu dan tidak ingin hal yang buruk terjadi padamu. 
Kalau aku tidak membangunkanmu pagi itu, mungkin saat ini kamu sudah bertemu denganku. Sudah mengenalku. Ahh, betapa aku akan sangat bahagia. Tapi aku tidak melakukannya bukan? Karena aku ingin kamu bahagia, lebih dari segalanya, walau itu tanpaku. 
Ini bukan pengorbanan, ini cinta. 
Jadi tetaplah hidup, jangan menyerah, ketahuilah, aku di sini selalu menunggu tawamu...

(terimakasih, kamu)