Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Sabtu, 26 Januari 2013

Curahan hati seekor sapi



Tuan, jikalau kiranya tuan berkenan, dengarlah lenguhan kami, sapi sapi peliharaan tuan.
Kami tahu, kami hanya sapi, walau demikian, tidak cukup jika hanya tuan diberi rumput. 
Kami tetap  perlu diperhatikan, diajak bicara, disayangi dan dilindungi.
Begitu sulitkah bagi tuan untuk memahami kebutuhan kami? 
Ketika semua asa pupus dan batasannya adalah realita, hati kami menjerit. 
Tidak bisa percaya lagi bahwa tuan mampu memperlakukan kami dengan sebaik baiknya, selayaknya sapi.
Tolong buka mata tuan...
Kami tidak meminta tuan untuk membuka hati, karena kami tahu tuan tidak punya hati untuk kami.
Tapi setidaknya jika tuan masih punya mata, tuan bisa melihat bahwa kami ada.  
Tolong luangkan sedikit saja waktu tuan, sebelum semua menjadi benar benar asing.
Luangkan waktu bagi kami, bukan hanya bagi pekerjaan tuan di manapun tuan berada.
Kami tahu, tuan sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari rumput yang cukup bagi kami. 
Kami sangat berterimakasih untuk itu.
Lihat rumput kita, berlipat kali lebih banyak dari satu dasawarsa lalu. 
Tapi entah mengapa, tuan selalu mengeluh bahwa rumput selalu kurang dan tidak pernah cukup. 
Sehingga kami, sapi sapi tuan selalu merasa ketakutan, apakah besok kami dapat makan. 
Hidup kami seolah tanpa harapan karena terlalu suram.
Bahkan saat musim hujan tiba, saat persediaan rumput melimpah, tuan tidak pernah mengatakan bahwa tuan punya rumput yang cukup untuk kami.  
Akhirnya kami tidak peduli lagi, apakah rumput ada atau tiada. 
Duka selalu tuan bagi untuk kami, tapi suka tuan simpan sendiri. 
Kami berterimakasih atas kandang yang sudah tuan beri bagi kami. 
Mohon sayangi kami, agar kami bisa menghasilkan susu dan daging bermutu tinggi bagi tuan.... 
Tapi jika itu tidak mampu tuan lakukan, ijinkan kami meliarkan diri, menjadi sapi sapi yang hidup bebas di padang. Tanpa kandang.