Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Sabtu, 26 Januari 2013

curcol


Kalo mau nonton  ya ke bioskop aja. Jangan yang lagi terkena musibah dijadikan tontonan. Kamu sendiri apa mau jadi obyek tontonan saat sedang tertimpa musibah? Kalau mau ya membantu sekalian. Jangan hanya menonton saja. 
"Apa yang kamu ingin orang lain perbuat padamu, perbuatlah juga demikian."
----------

Pernah dengar safety first? Atau standard operating procedure? Banyak yang menganggap remeh dua hal tersebut. Kalau terjadi sesuatu karena kelalaian sendiri (yang sebenarnya bisa dicegah atau minimal dikurangi kerugiannya jika menjalankan 2 hal tersebut), bukannya mengoreksi diri tapi malah saling menyalahkan. Bahkan alam turut disalahkan. 
Misalnya "hujan!!" 
Lha hujan qo dijadikan terdakwa!!
Orang yang tidak bisa mengoreksi diri tidak akan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Parasut itu baru berguna jika dibuka. Begitu juga dgn pikiran dan hati kita.
--------------

Tau kan bahwa salah satu penyebab kemacetan di jalan raya adalah ketidakdisplinan para pengguna jalan. Seperti angkot (angkutan kota) yang suka menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan, suka ngetem/menunggu penumpang di sembarang tempat. 
Kita bisa qo membantu menguranginya kemacetan dengan cara cara yang sederhana, misalnya menyiapkan ongkos sebelum turun. 
Pernah kan melihat orang yang sudah turun baru mengambil uang di dompet, atau mencari cari dulu di kantong. Belum lagi ternyata uangnya perlu kembalian. Haalaah..bikin gemes, pengen ngebayarin aja biar cepet.
Cara lain, jangan naik dan turun seenaknya saja, cuma beda 1-2 meter saja tidak masalah. Jalan kaki itu bagus buat kesehatan lho. Jangan manja ah. Pikirkan 30 detik waktu yang terbuang untuk kita, membuat kendaraan lain di belakang kita menunggu dan akhirnya menyumbangkan bermenit menit kemacetan di jalan raya. 
Buktikan saja bahwa mental kita tidak sama dengan mental supir angkot yang kerap tidak peduli pada pengguna jalan lain. 

Jadi ingat satu dasawarsa lalu, yang ditakuti di jalanan ibukota adalah metro mini. Yang dikemudikan dengan ugal ugalan, kebut kebutan dengan alibi kejar setoran. Sekarang metro mini tidak bisa kebut kebutan lagi. Bukan karena mental pengemudinya yang sudah berubah. Tapi karena jalanan di mana mana macet.

Ngarep aja nih, coba kalo semua pengguna jalan raya, baik yang naik kendaraan umum, pejalan kaki, pemotor atau pemobil kalau bisa disiplin dan tertib di jalan, tidak memikirkan kepentingannya sendiri serta tidak menganggap bahwa jalan adalah milik mbah moyangnya, pasti bisa membuat jalan raya lebih bersahabat, lebih nyaman dilalui.
Disiplin di jalan raya bisa dimulai dari kita sendiri. Percaya, ga akan nyesel deh. 
-----------

Rasa nyaman (comfort zone) itu kadang berbahaya. Nihh saya contohnya, saking ga pernah naik kendaraan umum, sekalinya naik, jadi ga aware sama lingkungan. Dan jadi sasaran empuk tukang jambret. Kaget setengah mati waktu ada pengendara motor tiba tiba mengkruwes leher untuk menjambret kalung kecil, satu satunya perhiasan yg saya pakai saat itu. Setelah itu saya merasa bodoh, naif. Seperti pertapa yang baru turun gunung dan ga ngerti tentang jahatnya kota. 
Kalo ketemu dengan penjambret yang tidak berhasil menjambret saya kemarin, rasanya pengen bilang, 
"hai kamu!! cari pekerjaan lain  yang lebih diberkati yaa.. "
So, ayoo keluar dan tetap waspada!!
----------