Dalam genggaman tangan Tuhan

Dalam genggaman tangan Tuhan

Selasa, 28 Agustus 2012

Secret admirer (3)

Sudah hampir tengah malam, tapi mataku tak juga mau terpejam. Suasana yang hening dan temaram mestinya mampu membuatku terlelap. Kurindu suara hujan yang jatuh di atas dahan, kurindu suara jangkrik hutan yang selalu kompak. tidak pernah fals dan tidak ada satu nadapun yang meleset padahal dihasilkan oleh ratusan kaki kecil mereka.
Kerinduanku akan alam membuat kantukku semakin jauh.

Tiba tiba samar terdengar sebuah lagu, sayup..tapi semakin lama semakin jelas..sebuah lagu yang sudah sangat lama..mengalun merdu membelah keheningan malam, dari radio yang menyala sendiri.


In your life there's a time for love ....
a choice to love or die

Ahh, aku tahu, itu kamu. Sekarang kamu sudah berani menunjukkan padaku kalau kamu ada? Kamu pasti tahu kalau aku belum tidur kan. 
Ayo, tunjukkan siapa dirimu. Seperti apa rupamu?
Kamu curang, kamu bisa melihatku, tapi aku tidak bisa melihatmu. Aku tidak takut padamu karena aku tahu kamu tidak bermaksud mengangguku. 
Aku ingat, sewaktu kecil dulu aku kerap melihat sesosok tubuh laki laki tinggi atletis melintas di belakangku, bayangannya memantul dari kaca lemari. Adikku juga pernah melihat sosok yang sama. 
Kamukah itu?
Jika ya, haaii kamu...aku sudah jadi wanita dewasa sekarang. Aku bukan gadis kecilmu lagi.  Sekian tahun kutinggalkan kamar ini, kini aku kembali dan kamu masih setia di sini. 
Siapa namamu? Bagaimana aku memanggilmu?
Mengapa kamu tetap tinggal di sini? Bukankah semestinya kamu sudah melewati gerbang cahaya dan berada di tempat di mana tidak ada lagi air mata?

Perlahan lagu berakhir dan hening kembali menemani malam.

Tungguuu, jangan pergi dulu...kirimkan aku satu lagu lagi...